Site menu |
|
|
Section categories |
|
|
DETIK |
|
|
Statistics |
Total online: 74 Guests: 74 Users: 0 |
|
|
| | |
| Main » 2011 » October » 14 » Waspada! Pensiunan Taspen Rawan Ditipu Stefanus Yugo Hindarto - Okezone
5:10:49 PM Waspada! Pensiunan Taspen Rawan Ditipu Stefanus Yugo Hindarto - Okezone |
Logo Taspen. Dok Taspen JAKARTA - Penipuan di Jakarta selalu tidak ada habisnya. Modus dan sasaran penipuan pun beragam. Kali ini, komplotan penipu menyasar pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Seorang Pensiunan Pegawai Negeri Sipil di Depok nyaris menjadi korban penipuan tersebut. Menurut penuturan FX Bambang Moeryanto, pensiunan PNS tersebut, Rabu 12 Oktober 2011 dia mendapat telepon dari seorang yang mengaku pegawai Badan Kepegawaian Negara (BKN).
"Saya dihubungi oleh Herman, katanya staf di BKN, dia tahu nama saya, dan tahu saya pensiunan. Dia menghubungi saya ke nomor telepon rumah, bukan ke nomor ponsel," ujar Bambang saat berbincang dengan okezone, Jumat (14/10/2011).
Herman, kata Bambang, menginformasikan jika namanya mendapatkan dividen dari PT Taspen senilai Rp50 juta.
"Orang itu sangat meyakinkan dan bilang saya mendapat dividen Rp50 juta dipotong lima persen untuk Taspen. Untuk lebih meyakinkan saya disuruh menghubungi pejabat BKN namanya Eddy Topo Ashari di nomor (021) 36280162," kata Bambang.
Penipu tersebut mencatut nama Kepala BKN Eddy Topo Ashari. "Saya langsung menghubungi orang yang mengaku Eddy Topo itu, dan dia membenarkan bahwa saya dapat dividen dari taspen, dia bilang cek saya siap cair, nomor ceknya 4999121 di bank Mandiri," katanya.
Tak hanya itu, orang yang mengaku bernama Eddy Topo itu juga menanyakan nomor rekening bank saya, dan saldo terakhir di bank. "Tapi Eddy Topo bilang, untuk proses selanjutnya silakan hubungi staf-nya yang bernama Drs Sugiyantoro, selaku Ketua Tim Verifikasi," papar Bambang.
Akhirnya Bambang pun menghubungi Sugiyantoro seperti yang diperintahkan Eddy Topo. "Sugiyantoro ini mengatakan, agar saya pergi ke ATM Mandiri terdekat. Karena menurutnya, untuk mencairkan cek tersebut perlu bukti struk dari mesin ATM. Saya tak tahu, apa maksudnya, yang jelas saya disuruh ke ATM, kalau sudah di ATM nanti disuruh menghubungi Sugiyantoro lagi," katanya.
Menurut Sugiyantoro, lanjut Bambang, cek senilai Rp50 juta itu baru bisa dicairkan ke Bank Mandiri setelah Bambang mentransfer uang ke rekening yang diperintahkan oleh Sugiyantoro. "Bukti itu katanya yang dipakai untuk mencairkan cek," tandasnya.
Merasa curiga akhirnya, Bambang pun mendatangi Bank Mandiri di wilayah Depok. Ternyata, kata Customer Service Bank Mandiri, semua itu hanyalah penipuan. "Kata pegawai Bank Mandiri itu sudah ada dua orang pensiunan yang menjadi korban penipuan seperti itu," katanya.
Bambang pun merasa lega karena luput dari penipuan tersebut. Dia berharap agar para pensiunan berhati-hati menghadapi penipuan tersebut.
"Tapi saya heran dari mana dia tahu data saya, alamat saya, nomor telepon saya. Bahkan yang saya heran dia bisa langsung mengetahui bahwa saya seorang pensiunan, apakah data di BKN telah bocor atau data di Taspen yang memang bocor dan diperjualbelikan," tanya Bambang.
|
Category: EKONOMI DAN BISNIS |
Views: 1019 |
Added by: budi
| Rating: 0.0/0 |
| |
| | |
|
Login form |
|
|
KOMENTAR |
|
|
OLAHRAGA |
|
|
Calendar |
|
|
Entries archive |
|
|
BERITA TERKINI |
|
|
|