Muhammad Firman, Syahrul Ansyari
Sejauh ini, Me-Chat
juga telah menggandeng beberapa produsen ponsel untuk bekerja sama.
Aksesnya juga jauh lebih cepat karena tidak membutuhkan koneksi internet
ke luar negeri. (blog.dk.sg)
VIVAnews - Salah satu pengembang mobile
application Maxitech memberikan terobosan baru bagi pecinta dunia
chatting di tanah air dengan program aplikasi Me-Chat.
Bila
selama ini komunikasi tulis dunia maya itu terpatok antara sesama
pengguna seperti BlackBerry dengan BlackBerry, atau Android dengan
Android, Me-Chat menawarkan aplikasi yang terintegrasi dengan kecepatan
akses yang lebih baik karena servernya ada di Indonesia.
"Aplikasi
ini tidak hanya mengirim pesan teks, gambar dan suara tapi dapat
langsung terhubung dengan Facebook dan Twitter untuk mengunggah foto dan
update status,” kata Antonius Susanto, General Manager PT Max
Tnteractive Technologies, di Jakarta, 9 Juni 2011.
Sejauh ini,
Me-Chat juga telah menggandeng beberapa produsen ponsel untuk bekerja
sama. Beberapa di antaranya adalah Alcatel, Asiafone, CSL Blueberry,
Gnet, Gstar, HT Mobile, iLexus, Isis, IT Mobile, Ktouch, Lenovo, Micxon,
MITO, Skybee, SPC, Sunberry, Venera, Virtuv, dan Vodastar.
Me-Chat
sendiri dirancang untuk bersifat multi platform. Selain fitur chatting,
ada pula fitur sharing, dan penerjemah, dan email. Dengan Me-Share,
pengguna bisa berbagi gambar dan suara. Lewat Me-Translator, pengguna
bisa membuat terjemahan antar lima bahasa.
Selain itu, alasan
akses aplikasi ini cukup cepat adalah karena mereka tidak membutuhkan
akses internet ke luar negeri, melainkan cukup hingga di Jakarta saja.
Namun begitu, sasaran mereka sebenarnya tidak hanya vendor lokal tetapi
semua vendor yang ingin menggunakan Me-Chat.
"Kami menargetkan
sekitar 500 ribu hingga satu juta pengguna pada tahun ini dan untuk
penggunaan aplikasi, masing-masing pengguna dikenakan tarif Rp1.000
perhari atau Rp6.000 per minggu. Kami memastikan setiap operator beban
biayanya sama sebesar Rp1.000,” ucap Antonius. (umi) • VIVAnews
|