"Enggak
akan efektif. Artinya tidak perlu ada perombakan di kabinet. Sekalian
saja rombak Presidennya," kata Ketua Temu Aktivis Lintas Generasi (Tali
Geni) Jeppri Silalahi saat dihubungi okezone, Sabtu (10/9/2011).
Menurutnya,
jika reshuffle kabinet dilakukan maka hanya akan mengganti pejabat yang
lama dengan pejabat yang baru dan itu akan sia-sia jika sistem
manajemen pemerintahannya masih dipegang oleh Presiden yang lama.
Ditambahkan
kembali, masih banyak anak bangsa yang mampu memimpin negara walaupun
tidak sempurna, namun setidaknya bisa lebih baik dari SBY.
"Jadi jangan khawatir soal siapa yang memimpin negara ini jika SBY harus turun," tegasnya.
Aktivis
yang pernah dipenjara karena menolak kenaikan harga BBM di era
Pemerintahan SBY ini mengaku heran dengan banyaknya kasus korupsi
terutama yang terjadi di tubuh kementerian, namun tidak diketahui
presiden.
"Tidak logis saja, jika SBY tidak mengetahui kasus korupsi di tingakat kabinetnya," katanya lagi.
Sebelumnya,
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo
menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan
kabinet. Reshuffle dinilai urgen untuk dilakukan karena instruksi
presiden atas program pemerintah kerap tak terlaksana.
"Tata
kelola pemerintahan tidak berjalan dengan baik di tingkat koordinasi.
Banyak instruksi presiden yang tidak mampu dijabarkan dan dilaksanakan
dengan baik oleh para menteri," kata Tjahjo kepada okezone, Jumat (9/9/2011) malam.
Menurut
Tjahjo, penyakit egoisme sektoral menjadi penyebab mandeknya koordinasi
antar-kementerian. "Prinsipnya banyak keputusan atau instruksi presiden
tidak bisa ditangkap dan dijalankan dengan baik oleh para
menteri-menteri dan kepala badan di bawah presiden," sambungnya.
(crl)