REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK - Pada tahun 1970, seorang pria Amerika
Serikat yang melarikan diri dari penjara setelah melakukan pembunuhan.
Dia kemudian membajak pesawat ke Aljazair dan menghilang selama empat
dasawarsa sebelum akhirnya ditangkap di Portugal.
George Wright, nama sang buron yang kabur selama 41 tahun, Senin
(26/9) kemarin dibekuk oleh pemerintah Portugal. Demikian keterangan
kantor Biro Penyelidikan Federal di Newark.
"Amerika Serikat mengupayakan ekstradisi dia dari Portugal agar dia
bisa menjalani sisa hukuman 15 sampai 30 tahun penjara," katanya.
Pelarian Wright dimulai pada 23 November 1962. Dia dan tiga temannya
saat itu terlibat dalam serangkaian perampokan bersenjata. Selama
serangan terhadap satu stasiun pompa bensin di New Jersey, Wright dan
seorang pria lain menembak hingga tewas seorang veteran Perang Dunia II.
Meskipun Wright ditangkap tak lama setelah peristiwa tersebut dan
menyatakan tak ada pembelaan, tiga pria lain meloloskan diri dari
Bayside State Prison di New Jersey pada Agustus 1970.
Selama dua tahun, Wright menghilang dan diduga bergabung dengan Black
Liberation Army --kelompok kekerasan masyarakat Amerika-Afrika. Pada 31
Juli 1972, ia termasuk di antara lima orang yang membajak pesawat Delta
dari Detroit ke Miami. Mereka menuntut tebusan satu juta dollar AS dari
penumpang.
Ketika tebusan tersebut dibayarkan, mereka memaksa pilot menerbangkan
pesawat ke Boston untuk mengisi bahan bakar dan menyandera pilot lain.
Mereka lalu melintasi Atlantik menuju Aljazair.
Para pembajak tersebut meminta suaka di sana. Kendati pesawat itu dan
uang tebusannya disita oleh pemerintah Aljazair dan dikembalikan ke
Amerika Serikat, para pembajak tersebut cuma ditahan sebentar.
Pada Mei 1976, gerombolan itu menjadi berita utama ketika polisi
Prancis menangkap empat di antara mereka. Namun, Writght tidak berhasil
ditangkap. Sampai Senin pekan ini, ia masih bisa terus berkeliaran.
"Penyelidikan mengenai George Wright menjadi contoh keteguhan hati,
kekuatan pelaksana hukum. Bahkan setelah 40 tahun, komitmen pelaksana
hukum tak goyah," kata Michael Ward, Kepala Divisi FBI Newark. "Kasus
ini juga mesti menjadi perhatian bahwa tekad FBI dalam memburu sasaran
takkan pupus cuma karena waktu atau jarak.''