Main
 
BUDI SANTOSOSaturday, 02.11.2024, 5:16:00 PM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
BERITA SERBA SERBI
BERITA UMUM
BERITA UNIK,LUCU DAN ANEH
BERITA YANG UNIK DAN YANG ANEH
EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI DAN BISNIS
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
BERITA SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
MP3
Kumpulan MP3
SENI DAN BUDAYA
SENI DAN BUDAYA
GAME
KATA - KATA MUTIARA
FILM
PUISI DAN PANTUN

DETIK

Statistics

Total online: 24
Guests: 24
Users: 0

Main » 2011 » August » 22 » Semua Orang Lari dari Tripoli
3:36:59 PM
Semua Orang Lari dari Tripoli









AFP/GIANLUIGI GUERCIA


Puluhan ribu warga Libya di Benghazi, Libya timur, merayakan apa
yang oleh para pemberontak diklaim sebagai kebangkitan perlawanan
pertama melawan rezim Moammar Khadafy di Tripoli, ibu kota Libya, Minggu
(21/8). Ledakan dan baku tembak terdengar di Tripoli, Sabtu malam, dan
para saksi mata melaporkan melihat pertempuran di beberapa wilayah di
Tripoli.








TAK ada yang bisa memprediksi seberapa cepat
pasukan pemberontak Libya memasuki Tripoli. Namun 24 jam setelah
pertempuran sengit pertama pecah di Tripoli, pada Sabtu malam,
tanda-tanda kejatuhan kota itu sudah terlihat.

Pertama, anak-anak
dan istri-istri para pejabat rejim Moammar Khadafy bergegas mengepak
barang dan meninggalkan hotel berbintang lima Rixos. Begitulah wartawan BBC, Matthew Price, melaporkan kondisi terakhir Tripoli.


Rixos merupakan tempat para wartawan asing tinggal, sesuai ketentuan
pemerintah Libya. Dari sinilah mereka melaporkan konflik di negara
Afrika utara itu. Selama berbulan-bulan hotel itu menjadi tempat
nongkrong pemerintah. Sebuah tempat yang terlidung dan aman bagi para
wartawan. Di sini pula menteri informasi Khadafy menggelar konferensi
pers secara reguler.

Price melaporkan, sekarang keluarga para
pejabat senior hengkang, mungkin menuju suatu tempat yang lebih aman.
"Lalu saya memperhatikan para penerjemah yang selama ini bekerja sama
dengan kami selama berbulan-bulan juga pergi. Demikian juga staf
televisi negara Libya yang telah bekerja sini sejak markas mereka dibom
NATO."

Kemudian pertempuran sengit pecah di luar hotel, semakin
dekat, tulis Price. Sejak Sabtu malam suara tembakan dan ledakan
menggema di seluruh Tripoli. "Sekarang pertempuran itu sedang menuju ke
arah kami. Selama beberapa jam senjata berat mengguncang gedung itu.
Peluru berdesing di atas kepala, tampak berseliweran melalui cahaya yang
memudar."

Price melaporkan, para awak media internasional
berkumpul bersama. "Kami bekerja apa yang bisa kami lakukan. Baju
anti-peluru dipakai, rute melarikan diri ditentukan. Tidak ada rute ke
pelabuhan, (karena) tidak ada perahu di sana untuk membawa kami pergi."


"Lalu koki hotel datang dan bertanya apakah kami ingin makan malam.
Kami makan dalam kondisi mengenakan jaket anti-peluru, helm di samping.
Dan saat menyantap hidangan buka puasa, itu dilakukan dalam hening.
Senjata berat menyalak lagi, ledakan terjadi di luar hotel."


Menurut Price, pasukan pro-Khadafy mendirikan pos pemeriksaan di jalan
di luar hotel. "Kami terjebak di dalam target para pemberontak."


Menteri Informasi Libya, Moussa Ibrahim, kemudian mengadakan konfersi
pers, mungkin konferensi persnya yang terakhir. NATO telah menghancurkan
negaranya, katanya. Dia meminta gencatan senjata. Jika tidak, akan ada
korban jiwa dalam jumlah, kata Ibrahim seperti dituturkan Price.


"Di luar, di lobi hotel salah satu pria bersenjata yang masih muda
berteriak kepada awak media. Kami menjauh dari dia dan senjata
AK-47-nya. Di sudut lain, Dr Aguila yang tenang dan sopan , pria yang
bertanggung jawab atas pers asing, berjalan melewati saya. Ia berkemeja,
santai, tapi sekarang memegang pistol. Pekan lalu dia mengatakan bahwa
dia siap jika diperlukan untuk berangkat ke garis depan demi membela
negaranya. Terlambat pikirku," lanjut Price.

"Pada Minggu sore
Moussa Ibrahim mengatakan kepada saya, 65.000 prajurit profesional dan
terlatih yang setia kepada Kolonel Khadafy berada di dalam ibukota dan
siap untuk bangkit dan mempertahankan Tripoli. Apakah para pemberontak
telah jatuh dalam perangkap? Mungkin saat mereka maju ke kota itu,
mereka akan dikepung dan ditembaki. Tentara pro-Khadafy telah
menggunakan taktik itu sebelumnya. (Namun) perlahan-lahan menjadi jelas.
Lapangan Hijau,  lokasi di mana minggu lalu saya berdiri sana dengan
para pendukung Khadafy yang berjanji bahwa ibukota itu tidak akan pernah
bisa jatuh, sekarang berada di tangan oposisi."

Price
melanjutkan, seorang putra Khadafy, yang perkirakan akan
menggantikannya, Saif al-Islam, telah ditangkap. Pos-pos pemeriksaan
oposisi telah meliputi daerah yang cukup luas di Tripoli. Ibukota
Khadafy itu telah jatuh dari genggamannya. "Saat saya menulis ini, masih
ada pertempuran. Di luar hotel Rixos jalan-jalan masih tidak aman. Dan
orang-orang Khadafy berada di luar dengan senjata, menunggu. Kami masih
tidak bisa pergi ke mana-mana. Di tempat lain saya bisa mendengar suara
tembakan, bukan suara tembakan dalam perayaan, tapi dalam pertempuran."








Views: 1044 | Added by: budi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

Calendar
«  August 2011  »
SuMoTuWeThFrSa
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031

Entries archive

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024