VIVAnews--
Partai Demokrat menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Digelar di Masjid Al Amin, kompleks perumahan DPR-RI Kalibata Jakarta
Selatan, Rabu malam 6 Februari 2013. "Selain meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan, kami juga berdoa untuk memohon kepada Allah agar Partai
Demokrat diberi keselamatan dari bahaya," kata Ketua Fraksi partai itu,
Nurhayati Ali Assegaf sebelum acara itu digelar.
Meski sudah direncanakan
jauh-jauh hari sebelumnya, doa bersama ini seperti menyambut ajakan
Susilo Bambang Yudhoyono. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang kini
sedang umrah ke tanah suci itu memang menghimbau para kader agar berdoa
bagi keselamatan partai ini. Permintaan itu disampaikan SBY lewat SMS
yang dikirim tanggal 5 Februari 2013. (Baca: Pesan SBY dari Tanah Suci)
SMS itu ditujukan secara
spesifik kepada anggota Majelis Tinggi Partai, Sekretaris Dewan
Kehormatan, Sekretaris Jenderal Partai, dan Ketua Fraksi Partai
Demokrat. SBY menulis SMS itu tepat di hadapan Ka’bah.
Isi SMS itu sesungguhnya
singkat saja. SBY mengatakan betapa dirinya terus memohon petunjuk dan
pertolongan Allah supaya Partai Demokrat keluar dari kemelut yang selama
ini mendera. Dalam SMS itu, SBY juga mengajak seluruh kader Demokrat
berdoa bersama agar tercapai solusi tepat dan bijak demi memecahkan
masalah partai.
"Kepada Ses Wanbin, Ses Wanhor, Sekjen PD dan
Ketua Fraksi PD DPR, supaya berita SMS ini disebarluasan ke seluruh
kader di tanah air, agar mereka juga ikut berdoa bersama bagi
keselamatan dan kebaikan partai kita,” kata SBY dalam bagian terakhir
SMS-nya.
Partai Demokrat, kata
sejumlah petinggi partai itu, memang perlu diselamatkan terutama jika
melihat tren penurunan partai itu dalam berbagai survei. Perolehan
selalu turun dan nyaris tak pernah rebound. Dari 21 persen pada
Pemilu 2009, turun terus hingga cuma 8,3 persen. Bila tidak melakukan
sesuatu, tren itu tentu saja sangat berbahaya. Nasib partai itu bisa
diujung tanduk.
Perolehan 8,3 persen itu
ditemukan dalam survei yang digelar Saiful Mujani Research and
Consulting (SMRC). Survei itu dirilis Minggu, 3 Februari 2013. (Baca: Demokrat Terjun Bebas)
Dalam
survei-survei sebelumnya, yang dilakukan sejumlah lembaga, sebenarnya
elektabilitas Demokrat sudah turun, namun masih di atas angka 10 persen.
Tapi jika mengunakan standar eror 2 hingga 3 persen saja, sesungguhnya
hasil semua lembaga survei itu hampir sama. Tapi hasil survei lembaga
milik doktor politik Saiful Mujani itu, membuka mata publik bahwa
Demokrat bisa dalam bahaya.
Desakan SBY "Turun Gunung"
Anggota
Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo
Harry Sarundajang, mengatakan malu dengan hasil survei Demokrat itu.
"Hasil survei itu sudah diekspose ke mana-mana. Saya sebagai anggota
Dewan Pembina merasa wajib menyelamatkan partai. Maka saya pribadi
mendesak Pak SBY untuk menangani keterpurukan ini,” kata Sarundajang.
Sarundajang
meminta SBY melakukan terobosan luar biasa, karena menurutnya
kepemimpinan partai saat ini sudah tak efektif. "Saya mendesak Bapak SBY
mengambil alih kepemimpinan partai. Tidak ada orang lain selain Ketua
Dewan Pembina – yang juga pendiri partai ini, yang pantas memegang
tampuk kepemimpinan partai pada saat partai ini terpuruk,” ujar gubernur
kelahiran Minahasa itu.
Penyelamatan partai juga disuarakan oleh
anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarief Hasan. Ia meminta SBY
sedikit mengesampingkan kesibukannya selaku kepala negara demi partai.
"Saya minta waktunya sedikit untuk diberikan ke partai lagi. Kan
Sabtu-Minggu bisa,” ujarnya.
Syarief mengatakan, tidak benar
kelompok tua atau para senior di Demokrat ingin menggulingkan Anas
Urbaningrum dengan memanggil SBY ‘turun gunung.’ "Apakah salah kalau SBY
diminta turun tangan menyelamatkan Partai Demokrat?” kata Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu.
Sebelum Syarief dan
Sarundajang menyerukan langkah penyelamatan partai, Sekretaris Dewan
Pembina Partai Demokrat Jero Wacik telah lebih dulu buka suara. Sama
seperti Sarundajang, ia terang-terangan mengatakan hanya SBY yang bisa
menyelamatkan nasib Demokrat menjelang Pemilu 2014.
"Apapun
persoalannya, biasanya kalau kami sudah sampai Cikeas, persoalan
selesai. SBY satu-satunya yang bisa menyelamatkan partai. Benahi kami,
dan kami akan dukung Bapak SBY apapun keputusannya,” kata Wacik yang
juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di kabinet SBY.
Wacik
mengatakan, ia telah meminta SBY untuk langsung bergerak menyelamatkan
Demokrat setibanya di tanah air usai ibadah umrah, Kamis 7 Februari
2013. Wacik menjamin, langkah apapun yang akan dilakukan SBY, apakah
menggelar Kongres Luar Biasa atau lainnya, akan mengembalikan
kepercayaan rakyat kepada Demokrat.
Penyelamatan partai bahkan
sampai dua kali diserukan oleh Wacik. Pertama, usai SMRC merilis hasil
survei soal elektabilitas partai, Minggu 3 Februari 2013. Kedua, Senin 4
Februari 2013 di kantor Kementerian ESDM. Wacik sampai menggelar
konferensi pers di hadapan media.
"Elektabilitas Demokrat hanya 8
persen. Belum pernah itu terjadi. Kami kecewa berat. Bahasa lembutnya,
prihatin. Jam 13.00 siang Minggu kemarin hasil survei diumumkan, jam
14.00 saya komunikasi dengan teman-teman. Saya telepon Pak Syarif,
bilang ‘Waduh gawat ini, kita sudah 8 persen’,” ujar Wacik.
Padahal
pada Pemilu 2009, perolehan suara Partai Demokrat mencapai 21 persen.
Tapi setelah masa kejayaan itu, elektabilitas Demokrat terus menurun.
"Dulu ketika turun 15 persen, kami (anggota Dewan Pembina) sudah mulai
grogi. Tapi kami masih sabar menunggu, cari-cari celah rebound, toh
pemilu ketika itu masih 2,5 tahun lagi. Tapi sekarang, makin dekat
pemilu kok semakin turun. Sampai akhirnya kemarin 8 persen. Maka kalau
didiamkan, partai ini akan menukik lagi dari 8 ke 5 persen, lalu tidak
lulus ambang parlemen. Gawat ini,” kata Wacik.
Politisi Ruhut
Sitompul bahkan mengatakan posisi Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum
Demokrat akan digantikan oleh Eddhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) selaku
Pejabat Sementara Ketum merangkap Sekjen, sampai Kongres Luar Biasa
terlaksana. "Ibas akan jadi Pejabat Sementara sebelum KLB,” ujarnya.