JAKARTA- Konflik internal di tubuh Partai
Demokrat (PD) terus bergulir. Loyalis ketua umum PD Anas Urbaningrum
terlibat "perang pernyataan” dengan kubu yang menginginkan Anas turun
dari jabatannya sebagai ketua Umum.
Loyalis Anas Urbaningrum,
seperti Sekretaris DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Irvan Gani
menyarankan, anggota Dewan Pembina Hayono Isman dan Ketua DPP bidang
Komunikasi dan Informasi Ruhut Sitompul keluar dari Partai Demokrat.
Usulan tersebut muncul lantaran keduanya dianggap "duri dalam daging"
dalam partai. Pernyataan Irvan itu merupakan balasan atas pernyataan
Ruhut yang terus-menerus mendesak Anas agar mundur.
Namun, bagi
Ruhut, pernyataan Irvan Gani itu salah alamat. "Saya ini orang hukum,
dan saya tahu tata hukum. Jadi, enggak usah {ngajarin} saya," tegasnya
saat dihubungi wartawan, Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Politikus
yang kerap disapa Poltak itu mengaku, hingga saat ini dia belum
mendapat teguran dari Komisi Pengawas PD terkait desakannya kepada
Anas. "Mimpi kali ya kalau ada yang tegur saya. Sampai saat ini belum
ada tuh teguran atau panggilan DPP atau Komwas,” kata Ruhut.
Ruhut
menegaskan, tak ada kader Demokrat yang bisa menegurnya atau
menuntutnya mundur dari Partai, kecuali Ketua Dewan Pembina PD Susilo
Bambang Yudhoyono. "Satu hal yang bisa menegur saya hanya Pak SBY itu
saja. Kalau yang lain enggak ada tuh," tandasnya.
Lebih lanjut,
Ruhut mengatakan, sebaiknya semua kader tak usah terlibat perdebatan.
Menurutnya, kalau memang Anas menginginkan partai Demokrat maju, maka
dia harus mundur. "Saya sudah bilang kalau memang sayang partai ini ya
legowo mundur, itu saja," katanya.