Site menu |
|
|
Section categories |
|
|
DETIK |
|
|
Statistics |
Total online: 6 Guests: 6 Users: 0 |
|
|
| | |
| Main » 2011 » October » 3 » Perbedaan Politikus Era Reformasi dengan Orde Baru Awaludin - Okezone
10:17:40 AM Perbedaan Politikus Era Reformasi dengan Orde Baru Awaludin - Okezone |
Ilustrasi (Foto: Koran SI) JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dalam penelitiannya menyebutkan hanya 23,4 persen responden yang masih memandang positif para politikus, sementara 51,3 persen lainnya menganggap politikus buruk.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, menegaskan harus diakui bahwa popularituas para politikus jauh menurun di era reformasi ini.
"Penurunan citra publik terhadap politisi itu merupakan efek langsung dari reformasi. Di era reformasi, para politikus dipotret secara langsung oleh publik tanpa batas,” ujar Ray saat dihubungi okezone, Minggu (2/10/2011) malam.
Menurut dia, pemberitaan media sangat berperan sehingga masyarakat luas bisa memantau perilaku politikus.
"Seluruh perilaku poilitikus tersaji dengan kasat mata. Tentu saja dalam suasana seperti ini, perilaku politikus yang buruk segera menjadi kritikan luas masyarakat,” tambahnya.
Ray melanjutkan, hal ini yang membedakan dengan era Orde Baru. Kejahatan politik para politikus ditutup, bahkan publik tidak diberi kesempatan untuk mengkritisi. "Para politikus saat itu ditempatkan seperti setengah dewa yang tidak bisa salah atau dikritik,” lanjutnya.
Akibatnya, sambung Ray, sekalipun kebobrokan politikus saat itu banyak, namun terlihat seperti orang suci. "Dalam rangka ini, pembedaan politikus baik atau buruk di era reformasi dan Orde Baru sudah tak tepat. Karenanya pula politikus era reformasi terlihat seperti lebih buruk,” ungkapnya.
|
Category: BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL |
Views: 1017 |
Added by: budi
| Rating: 0.0/0 |
| |
| | |
|
Login form |
|
|
KOMENTAR |
|
|
OLAHRAGA |
|
|
Calendar |
|
|
Entries archive |
|
|
BERITA TERKINI |
|
|
|