JAKARTA - Partai politik baru masih
berpeluang untuk meraup suara besar pada pemilu 2014 mendatang.
Sumbangan suara paling potensial diperoleh dari pemilih yang tak merasa
dekat dengan partai tertentu (swing voter), yang menurut hasil survei
jumlahnya sangat dominan di Indonesia.
Berdasarkan hasil riset Lembaga Survei Indonesia, jumlah
pemilih yang mengidentifikasi dirinya dengan partai tertentu (partyID)
sejak September 2005 hingga Oktober 2010 hanya sekira 20-30 persen. "Itu
membuat partai baru terbuka lebar memanfaatkan ceruk massa mengambang
yang besar,” kata pengajar Ilmu Politik Universitas Paramadina Ikhsan
Tualeka dalam perbincangan dengan Okezone, Jumat (11/11/2011).
Salah satu partai baru yang dinyatakan lolos verifikasi oleh
Kementerian Hukum dan HAM kemarin adalah Partai NasDem. Oleh sebagian
pihak, partai pimpinan Patrice Rio Capella ini dianggap tidak akan mampu
meraup suara signifikan sehingga lolos ambang batas suara untuk
keterwakilan di parlemen yang pada tahun 2009 ditetapkan sebesar 2,5
persen. Angka tersebut kemungkinan bertambah besar pada pemilu mendatang
karena keinginan kuat partai-partai di DPR untuk menyederhanakan system
partai. Partai NasDem dianggap tidak punya tokoh kaliber nasional yang
‘menjual’ seperti halnya Susilo Bambang Yudhoyono di Partai Demokrat.
Namun,
menurut Ikhsan peluang NasDem tetap besar karena kenyataannya
membuktikan figur tertentu bukan satu-satunya variabel yang membuat
partai dipilih orang. Dia mencontohkan Partai Golkar dan Partai Keadilan
Sejahtera yang tidak punya tokoh penting untuk ‘dijual’ kepada pemilih.
"Tokoh
bukan satu-satunya variabel. Masyarakat punya pengalaman cukup karena
sudah banyak pemilu legislatif, pilkada dan pilpres. Intensitas kampanye
partai politik melalui media massa penting juga untuk meningkatkan
popularitas partai. Kalau punya resources kuat, partai memiliki peluang besar,” ujarnya.
Selain dukungan infrastruktur yang kuat, Ikhsan menilai Partai
NasDem didirikan dengan serius karena telah memulai konsolidasi sejak
dua tahun lalu. Keseriusan ini membuahkan hasil karena NasDem dinyatakan
sebagai partai baru pertama yang lolos verifikasi.
Masuknya pengusaha muda Hary Tanoesoedibjo sebagai Ketua Dewan
Pakar juga, menurut Ikhsan, membawa banyak keuntungan bagi Parai NasDem.
Dia seperti magnet bagi politikus pragmatis, ideologis maupun
oportunis.
"Partai NasDem punya potensi menjadi partai kader, saya melihat
banyak orang yang merapat di partai NasDem karena melihat jaringan
penguasaan media massa bakal membuat peluang partai ini untuk eksis.
Politisi tahu betul kepemilikan media yang dimiliki NasDem sehingga
mereka mau merapat,” ujarnya.