VIVAnews - Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR,
Sutan Bhatoegana, adalah seorang kader yang intensif berkomunikasi
dengan bekas Bendahara Umum Partai, Muhammad Nazaruddin, yang diduga
tengah berada di Singapura.
Bhatoegana termasuk salah satu orang
yang turut 'membujuk' Nazaruddin untuk kembali ke Tanah Air. Apa saja
yang dibicarakan Bhatoegana kepada Nazaruddin, yang mengaku sedang
berobat di Singapura itu?
Bhatoegana kepada VIVAnews.com mengungkapkan secuplik percakapan dengan Nazaruddin, sejak Nazaruddin diketahui terbang ke Singapura hingga kemarin petang.
Komunikasi yang berlangsung antara lain tentang mengimbau dan
membujuk agar Nazaruddin pulang ke Tanah Air, sampai dengan SMS atau
pesan singkat gelap yang beredar atas nama Nazaruddin dari nomor
operator Singapura.
Berikut beberapa kutipan percakapan Bhatoegana dengan Nazaruddin:
Bhatoegana: Kapan you kembali ke Indonesia? Nazaruddin: Bang, aku pastilah kembali. Kalau sehat, nanti aku kembali.
Bhatoegana: Kalau tidak kembali, nanti dikira Demokrat atau pemerintah ini melindungi. Nazaruddin: Nggalah bang. Terus terang, saya masih ada rasa kecewa. Saya kok dicopot hanya karena etika, moral. Indikatornya pun aku tidak tahu apa.
Aku kan sudah bilang kepada Dewan Kehormatan, saya mau dicopot atau
mengundurkan diri tidak masalah, asalkan sudah ada keputusan hukum.
Bhatoegana: Zar, politik itu begitu. Bersabarlah. Nazaruddin: Aku
juga sudah tantang Dewan Kehormatan untuk mengutamakan hukum. Kalau
perlu, saya ke KPK mengklarifikasi berita-berita yang miring. Bhatoegana: Sabarlah Zar
Komunikasi soal SMS 'gelap'
Bhatoegana: (Mempertanyakan SMS gelap dari nomor Singapura) Nazaruddin: Bang, itu fitnah semua. Saya khawatir ada partai-partai lain yang tidak senang Demokrat besar.
Bhatoegana
menegaskan, komunikasi terakhir adalah pada Minggu petang 29 Mei 2011.
Bhatoegana menanyakan kabar dan Nazaruddin mengabarkan dalam kondisi
baik.
"Orang seperti Nazaruddin ini perlu didekati. Kami ingin
permasalahan ini cepat selesai," kata Bhatoegana yang jug Ketua
Departemen Perekonomian Partai Demokrat ini. • VIVAnews
|