JAKARTA - Kubu pasangan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur, Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) mempertanyakan
pernyataan Joko Widodo. Sekertaris tim kampanye pasangan Foke-Nara, Budi
Siswanto mengatakan, Pemilukada putaran dua belum dimulai bagaimana ada
kecurangan.
"Sekarang begini saja, sewaktu putaran pertama lalu,
mereka (Tim Jokowi-Ahok) meminta-minta agar netralitas PNS itu
terjamin. Lalu mereka yang paling kencang meneriakkan semerawutnya DPT
itu ada indikasi kecurangan," kata dia saat berbincang dengan Okezone, Minggu (2/9/2012) malam.
Setelah
menang diputaran pertama, tambah Budi, Tim Jokowi-Ahok justru mengklaim
jika PNS juga mendukung Jokowi-Ahok. "Dari statement itu kan kita bisa
lihat sebetulnya siapa yang melakukan kecurangan," ungkap Budi.
Diberitakan
sebelumnya, pada acara halal bi halal yang diadakan tim Jokowi-Ahok di
Istora Senayan, Cagub Jokowi mengingatkan pada seluruh pendukungnya
untuk siaga pada hari penconlosan putaran dua Pemilukada DKI Jakarta.
"Setelah
pencoblosan, waktu penghitungan semua nonton, biar tidak ada yang
curang. Bawa HP buat fotoin semua (yang curang)," kata Jokowi.
Terkait
hal itu, Budi mengungkapnya bahwa pihak KPU DKI Jakarta dengan tegas
melarang bagi pemilih untuk membawa telefon genggam ke TPS, "kan sudah
jelas aturannya, kalau saksi pendukung Jokowi itu justru membawa HP
malah mereka dong yang melanggar aturan," jelasnya.
Budi
menjelaskan, bahwa sekarang ini Pemilukada tidak lagi menggunakan pola
serangan fajar. "Sekarang itu musimnya pascabayar. Di bilik suara
memfoto pilihannya setelah itu mendapatkan bayaran," tutupnya.
(trk)