Main
 
BUDI SANTOSOFriday, 26.04.2024, 2:16:54 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
BERITA SERBA SERBI
BERITA UMUM
BERITA UNIK,LUCU DAN ANEH
BERITA YANG UNIK DAN YANG ANEH
EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI DAN BISNIS
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
BERITA SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
MP3
Kumpulan MP3
SENI DAN BUDAYA
SENI DAN BUDAYA
GAME
KATA - KATA MUTIARA
FILM
PUISI DAN PANTUN

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » 2012 » October » 2 » Kenapa Tarif KRL Commuter Line Naik?
12:16:28 PM
Kenapa Tarif KRL Commuter Line Naik?
KRL di Stasiun Bekasi

VIVAnews - Mulai Senin, 1 Oktober 2012, tarif baru KRL Commuter Line resmi diberlakukan. Kenaikan tarif Rp2.000 itu untuk semua jurusan di wilayah Jabodetabek.


Untuk lintas Bogor
Jakarta Kota/Jatinegara yang semula Rp7.000 naik menjadi Rp9.000.
Bogor-Depok dari Rp6.000 naik menjadi Rp8.000. Depok-Jakarta
Kota/Jatinegara dari Rp6.000 naik  menjadi Rp8.000.


Kemudian Bekasi-Jakarta
Kota dari Rp6.500 naik menjadi Rp8.500. Tangerang-Duri dari Rp5.500 naik
menjadi Rp7.500, dan Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang dari Rp6.000
naik menjadi Rp8.000.

Sekretaris Perusahaan PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ), Makmur Syaheran, mengatakan bahwa tiket Commuter Line terpaksa dinaikkan sebesar Rp2.000 lantaran berbagai faktor, salah satunya ialah untuk menutupi utang yang telah menggunung.

"Commuter Line
bukan kereta bersubsidi. Sehingga pengadaannya pun harus
diperhitungkan. Terkait hal itu pula, saat ini kami terus berbenah untuk
menjaga kenyamanan penumpang, salah satunya dengan menambah armada,"
kata Makmur kepada VIVAnews.

Saat ini, lanjut Makmur, 30 rangkaian Commuter Line telah
didatangkan dari Jepang. Harga per satu rangkaian mencapai Rp1 miliar.
Kendati bukan barang baru, namun Makmur meyakini, kondisi rangkaian
kereta itu masih layak pakai.

"Kami hanya menyesuaikan dengan
biaya. Kalau beli baru, harga satu rangkaian mencapai Rp10 miliar. Kalau
kami paksakan, maka harga tiket bisa mencapai Rp50 ribu dan ini akan
sangat membebani masyarakat," tandasnya.


Direktur Keuangan PT KCJ,
Tri Handoyo, menambahkan selama ini pihaknya terus mengalami kerugian.
Namun ditanya berapa total kerugian yang dialami oleh PT KCJ, ia enggan
membeberkan. "Yang pasti rugi, percayalah," kata Handoyo.

Ia
mengungkapkan, kerugian tersebut bisa dilihat dari biaya operasional per
orang. Menurutnya dengan adanya kenaikan ini PT KCJ masih mengalami
kerugian.

Untuk rute Jakarta - Bogor, kata dia, biaya operasional
yang dikeluarkan adalah Rp10.700 per orang. Dengan nilai tarif saat
ini, yakni Rp7.000 per orang, maka KCJ rugi Rp3.700 per orang. "Jadi
dengan naik Rp2.000 juga kami masih nombok," kata dia.

Menurut
Tri kebijakan itu diambil setelah melakukan kajian. Salah satu
pertimbangan untuk menaikkan tarif sebesar Rp2.000 itu adalah dengan
melihat hasil riset lembaga penelitian Universitas Indonesia mengenai
kesediaan konsumen membayar berdasarkan persepsi kualitas dan pelayanan
yang diterima.

Dari hasil riset tersebut, rata-rata konsumen
untuk Bogor-Jakarta menyatakan rela membayar sebesar Rp8.724, Sehingga
cukup mendekati dari tarif yang akan dipatok Rp9.000.

Kemudian
untuk rute Depok-Jakarta survei tersebut mencatat masyarakat mampu
membeli tiket seharga Rp8.929. Padahal tarif akan menjadi Rp8.000.
"Untuk Depok-Jakarta bahkan mampu membayar lebih Rp8 ribu, ini mungkin
karena tingkat pendapatan warga antar wilayah tersebut lebih tinggi,"
katanya.

Sedangkan untuk rute Bekasi-Jakarta menurut survei
tersebut warga sanggup membayar Rp8.132 dari usulan tarif Rp8.500.
Sedangkan untuk Parungpanjang-Jakarta 7.841 dibandingkan usulan tarif
baru menjadi Rp8.000. Dan Tanggerang-Jakarta Rp7.120 di bawah usulan
tarif Rp7.500.

Dalam survei tersebut, kata dia, UI menyarankan
agar setiap rute dilakukan penyesuaian dengan menaikkan tarif sebesar 20
persen. "UI menyarankan untuk naik 20 persen. Jadi itu persepsinya, dan
kami mengambil langkah di bawah itu, dengan meratakan semua kenaikan
sebesar Rp2.000 di setiap rute," ujar Tri.

Selain itu, survei juga dilakukan dengan melakukan jajak pendapat para penumpang KRL Commuter Line dilihat dari segi keselamatan penumpang kereta. Dari skor 1-10, Commuter Line
diberi skor 4. Sedangkan untuk ruang tunggu hanya diberi nilai 3,76
dari skor maksimal 10. "Jadi kalau sampai skor 6 saja itu sudah cukup
bagus. Kami percaya pelayanan belum jauh dari sempurna, tapi ini
faktanya," tambahnya.


Beralih ke KRL Ekonomi


Sejumlah penumpang mengeluhkan adanya kenaikan tarif ini. Berdasarkan pantauan VIVAnews
Senin pagi di Stasiun Bogor, penumpang tidak ramai seperti hari
biasanya. Sebagian pekerja memilih berangkat lebih awal supaya biasa
naik kereta kelas ekonomi yang tarifnya jauh lebih murah. Untuk jurusan
Bogor-Jakarta, tarif yang dipatok hanya Rp2.000, sedangkan Depok-Kota
Rp1.500.


Commuter Line
pemberangkatan pukul 7.10 tampak lengang karena penumpangnya banyak yang
sudah naik KRL Ekonomi berangkat dari Bogor pukul 7.00 WIB. "Saya tidak
rela mengeluarkan uang lebih Rp2.000, lebih baik naik ekonomi sekalian
karena sama saja, penuh-penuh juga," kata salah seorang penumpang
bernama Sekar.


Banyaknya penumpang Commuter Line
yang beralih ke KRL Ekonomi mengakibatkan kereta bersubsidi itu menjadi
semakin sesak. Penumpang berjubel hingga ke atap gerbong.

Penolakan
penumpang juga ramai dibicarakan di media sosial. Penumpang
menyampaikan keluhannya melalui akun Twitter KRL Mania. Juru bicara KRL
Mania, Nurcahyo, mengatakan pada hari pertama kenaikan tarif ini,
masalah klasik dalam operasional masih saja terjadi.


Berdasarkan informasi
penumpang, masalah yang mengganggu pelayanan itu seperti pintu yang
mengganjal, AC mati, dan kereta molor dari jadwal. Seharusnya, kata dia,
sebelum tarif dinaikkan, PT KCJ sudah memperbaiki dan menyiapkan
fasilitas pendukung.

Nurcahyo juga mengkritisi diluncurkannya Commuter Line
khusus wanita. "Secara niat memang ada manfaatnmya, tapi secara urgensi
belum," kata Nurcahyo. Dia menilai alangkah baiknya jika penambahan
perjalanan rangkaian khusus wanita itu dibuat untuk rangkaian umum.
Dengan begitu maka kepadatan penumpang pada jam sibuk dapat sedikit
berkurang. Toh, kata dia, selama ini kabin khusus wanita juga sudah
disediakan di gerbong satu dan gerbong delapan.


Selain itu, kata Nurcahyo, penumpang tidak pernah menuntut adanya rangkaian khusus wanita. "Silahkan dicek di milist, akun Facebook, dan juga Twitter," ucapnya.

Meski
tarif baru sudah diberlakukan Nurcahyo mengaku akan terus mengupayakan
agar kebijakan itu bisa dianulir. Karena itu KRL Mania mendesak
pemerintah dan DPR untuk melakukan intervensi terhadap PT KCJ. "Kalau
pemerintah turun tangan, kenaikan bisa dibatalkan. DPR sebenarnya
menolak, tapi hanya sebatas omongan," ujar dia.

Dia menjelaskan
saat ini dukungan di
http://www.change.org/id/petisi/batalkan-kenaikan-tiket-krl, sudah
terkumpul hinggan 2.800 orang. Dalam waktu dekat petisi itu akan
disampaikan pada PT Kereta Api Commuter Jabodetabek, PT Kereta Api,
Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN.


Dijaga Ketat


Semantara itu, Polresta Depok, menyiagakan sejumlah personelnya di seluruh stasiun yang ada di Depok, Jawa Barat.


Kepala Bagian Operasional
Polresta Depok, Komisaris Suratno, menyatakan akan terus melakukan
pengamanan di sejumlah stasiun hingga satu pekan mendatang.


"Hanya antisipasi saja.
Kami khawatir ada kericuhan atau hal-hal yang sifatnya mengganggu
kenyamanan penumpang kereta," kata Suratno. (eh)

Category: SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN | Views: 1030 | Added by: budi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

Calendar
«  October 2012  »
SuMoTuWeThFrSa
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031

Entries archive

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024