VIVAnews -
Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Islam Indonesia(UII) turut prihatin dengan kemelut kepolisian dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Hari ini, alumni dua perguruan tinggi itu
akan beraksi dengan caranya masing-masing.
Alumni ITB misalnya,
memilih menyampaikan sikap secara tertulis yang akan disampaikan pada
pimpinan KPK pada Senin 8 Oktober 2012 pukul 10.00 WIB. Sementara itu,
alumni UII, memilih menemui pihak-pihak yang tersangkut.
Ketua
Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni UII, Mahfud MD,
menyampaikan, pihaknya akan beraudiensi dengan menteri Koordinator
Politik, Hukum dan Keamanan, KPK, dan Kepolisian pada Senin.
"Untuk menyampaikan saran
agar dicari jalan keluar yang baik dalam kemelut KPK-Polri. IKA-UII tak
memihak pada siapa pun secara institusional, tetapi memihak kepada
kepentingan pemberantasan korupsi," kata Mahfud secara tertulis.
IKA
UII akan menyampaikan saran yang seimbang kepada Polri maupun KPK
sebagai dua lembaga penegak hukum yang sama-sama diperlukan oleh bangsa
dan negara.
"Kami harus dukung semua
upaya pemberantasan korupsi, baik yang dilakukan oleh KPK maupun Polri.
Kami tak perlu memojokkan salah satu institusi. Keduanya harus kami
dukung sekaligus kritisi," kata Mahfud yang juga ketua Mahkamah
Konstitusi itu.
Mahfud menyampaikan, dia akan ditemani sejumlah
pengurus IKA UII untuk melakukan audiensi ini, antara lain Ketua Komisi
Nasional HAM Ifdhal Kasim, Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
Abdul Haris Semendawai, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika Henry
Yosodiningrat, Ketua Komisi Yudisial Taufiqurrahman Sahuri, dan
Komisioner Komisi Yudisial Suparman Marzuki.
"Kami harus jaga KPK dan Polri, tak boleh menjadi bagian dari gerakan yang ingin mengadu domba keduanya," kata Mahfud. (art)