Main
 
BUDI SANTOSOTuesday, 31.12.2024, 0:17:29 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
BERITA SERBA SERBI
BERITA UMUM
BERITA UNIK,LUCU DAN ANEH
BERITA YANG UNIK DAN YANG ANEH
EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI DAN BISNIS
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
BERITA SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
MP3
Kumpulan MP3
SENI DAN BUDAYA
SENI DAN BUDAYA
GAME
KATA - KATA MUTIARA
FILM
PUISI DAN PANTUN

DETIK

Statistics

Total online: 11
Guests: 11
Users: 0

Main » 2011 » September » 30 » Jeritan Anak Perempuan Adopsi
11:53:35 AM
Jeritan Anak Perempuan Adopsi







Judul : Message From an Unknow Chinese Mother, Kisah Kisah Sejati Ibu Yang Kehilangan Buah Hati
Penulis : Xinran
Penerbit : Buku Kompas
Tahun : I, 2011
Tebal : xxix + 274 halaman
Harga : Rp49.000


Problematika gender memang menjadi masalah kemanusiaan universal.
Kecenderungan untuk mementingkan anak laki-laki ketimbang perempuan,
tidak bisa dielakkan. Memang tak bisa dibantah, anak laki-laki memiliki
kelebihan fisik dibandingkan kaum perempuan, baik dalam masalah tenaga
kerja, mengangkut barang, berburu, bertahan dan sebagainya. Problema ini
semakin menjadi tatkala dituangkannya kebijakan satu anak, seperti di
daerah China.
         
Maka tak heran jika di China, kebiasaan
seorang ibu adalah menelantarkan bayi perempuan. Anak-anak perempuan
China yang bertahan hidup, mayoritas adalah anak adopsi. Padahal,
seorang anak perempuan juga merindukan pelukan ibu biologisnya. Buku ini
dengan tajam merekam kisah tragis sepuluh perempuan untuk menguakkan
persoalan di balik isu aborsi dan pembunuhan bayi perempuan. Xinran
mampu menyampaikan apa sebetulnya yang terjadi pada ibu dari anak
perempuan China. Dengan lembut, Xinran mengungkapkan kepada para ibu,
betapa anak-anak perempuan China sangat mencintai ibu biologisnya dan
tak akan melupakannya.

Perempuan China terpaksa menelantarkan
bayi perempuan karena tiga faktor. Pertama, warisan dari kebudayaan
petani timur yang menelantarkan bayi perempuan sejak zaman dahulu.
Kedua, kombinasi akan ketidaktahuan seksual yang masih tersebar luas dan
ledakan ekonomi. Ketiga, kebijakan satu anak. Para anak perempuan yang
lahir dalam kebudayaan tradisional saat gonjang-ganjing politik brutal,
mereka tak merasakan akan pentingnya ikatan kasih sayang. Bayi perempuan
terpaksa harus ditelantarkan sebagai konsekuensi dari kebijakan satu
anak, tradisi kuno yang destruktif dan kebutuhan ekonomi yang mencekam.
Maka para anak perempuan terpaksa harus hidup dibawah ibu rahasia alias
menjadi anak adopsi.

Seperti buku Xinran yang terdahulu,
Perempuan Baik dari China, ia mampu menyuguhkan kisah yang sebelumnya
tak dapat diceritakan, termasuk kisahnya sendiri.  Dengan detail dan
penuh tragis, Xinran membawa kita ke kehidupan perempuan China yang
begitu menginginkan pelukan ibu kandung, ikatan cinta dan saling
ketergantungan ibu dan anak perempuan selama hidup. Buku yang unik dan
informatif ini, memberi gambaran nyata tentang diskriminasi yang
dikenakan pada kaum perempuan miskin dipedesaan China pada akhir abad ke
20. Akar dari deskriminasi tersebut bertumpuk pada kebudayaan
tradisional yang berakar dari ketidaktahuan. Apalagi masyarakat kala itu
masih bersandar pada metode primitif dalam bertani dan berburu serta
menangkap ikan, maka tenaga kerja yang mengandalkan tangan (laki-laki)
dinggap penting untuk mempertahankan hidup.

Xinran dengan
lantang meneguhkan arah sejarah untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
Buku ini wajib menjadi bahan bacaan setiap orang yang mempunyai
perhatian pada isu gender. Selamat membaca!

Wildani Hefni, Pengelola Rumah Baca PesMa Darun Najah IAIN Walisongo Semarang
Category: SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN | Views: 919 | Added by: budi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

Calendar

Entries archive

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024