Main
 
BUDI SANTOSOWednesday, 24.04.2024, 1:34:53 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
BERITA SERBA SERBI
BERITA UMUM
BERITA UNIK,LUCU DAN ANEH
BERITA YANG UNIK DAN YANG ANEH
EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI DAN BISNIS
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
BERITA SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
MP3
Kumpulan MP3
SENI DAN BUDAYA
SENI DAN BUDAYA
GAME
KATA - KATA MUTIARA
FILM
PUISI DAN PANTUN

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » 2013 » July » 19 » Investasi Dana Sedekah Ala Ustad Yusuf Mansur
5:32:56 PM
Investasi Dana Sedekah Ala Ustad Yusuf Mansur


VIVAnews - Percaya tidak, dengan bersedekah
Anda bisa ikut berinvestasi dan mendulang pahal berkali-kali lipat?
Selain itu, dengan bersedekah secara bersama-sama atau berjamaah, maka
sesuatu yang mustahil dan sukar untuk diwujudkan akan menjadi
kenyataan? Misalkan saja: membangun 10
pabrik sekaligus, mengakuisisi lahan, atau membeli bank swasta nasional.
Bahkan, negara Indonesia juga bisa "dibeli" dengan cara bersedekah.



Anda percaya?



Hal yang sekilas tampak musykil itu yang kini yang ditawarkan Ustad
Yusuf Mansur kepada para jemaahnya, khususnya, dan umat Islam pada
umumnya.



Konsep "ajaib" ini dia introdusir dengan nama "Sedekah Produktif".  



Ustad Yusuf, seperti dikutip dari situsnya, Kamis 18 Juli 2013,
mengungkapkan saat ini usaha patungan yang dirintisnya masih diperkokoh
dari sisi legal, sistem, dan administrasinya, agar sesuai peraturan
pemerintah. Namun begitu, dia sudah terus bergerak mengajak jemaah untuk
ikut serta dalam gerakan dakwah ekonomi tersebut. Dia percaya bahwa
dengan berjemaah, bersatu, bersama-sama, banyak hal kecil akan menjadi
sesuatu yang besar. 



Sedekah Produktif, menurutnya, adalah sedekah yang tidak langsung
habis dibagikan untuk fakir miskin, warga dhuafa, anak yatim, dan kaum
lainnya yang selama ini menjadi target sedekah. Dana ini diputar dulu
untuk berbagai kegiatan ekonomi. Tujuannya: untuk mengangkat lebih
banyak mustahik jadi muzakki.



Lewat Sedekah Produktif, nilai dana bakal membesar, jauh lebih
besar dari nilai dana sedekah awal. Ini karena dana itu digerakkan,
diputar, dan diusahakan. 



"Asas Sedekah Produktif adalah prudent, safe, dan
tentu saja sangat diusahakan dan diperhatikan agar tidak menabrak
sesuatu atau sektor-sektor usaha yang dilarang agama dan negara," ujar
Yusuf Mansur. "Kita jalan pelan-pelan. Dengan langkah kecil kita, insya Allah, Allah yang akan menyempurnakannya."



Dalam sistem yang digagasnya ini, ungkap Yusuf, jemaah dituntut
untuk lebih ikhlas lagi bersedekah. Jika dalam patungan usaha ada bagi
hasil dan pengembalian dana, dalam Sedekah Produktif tidak ada--meski
dana tersebut terus digerakkan, digulirkan, diusahakan, dan kelak
semakin membesar.



"Tapi jangan kuatir. Return (pahala) dari Allah pastinya akan jauh lebih besar, dan nggak ada yang mengalahkan. Sepuluh kali lipat, hingga 700 kali lipat, dan terus bertambah, nggak cuma sekali. Terus-terusan, hingga yaumil hisab nanti. Masya Allah, dah," katanya. 



Dalam hadits riwayat Al-Bukhari dinyatakan bahwa setiap kebaikan
yang dilakukan seorang hamba Allah bukan hanya akan dibalas dengan satu
kebaikan. Karena kemurahan Allah, itu akan dibalas dengan 10 kebaikan,
bahkan bisa berlipat hingga 700 kali. 



Yusuf memberikan contoh. Dengan dana sedekah Rp20 ribu, kita bisa
membeli dua gelas air mineral dan beberapa botol air mineral berukuran
kecil. Bayangkan, jika 10 juta orang bersedekah berjemaah, masing-masing
Rp20 ribu. Jumlahnya akan menjadi Rp200 miliar.


Nah, apa yang bisa dilakukan dengan dana Rp200 miliar tersebut?



Banyak. Bisa bikin 10 pabrik air mineral besar di 10 kota besar, lengkap dengan armada truk, lahan, dan bangunan permanennya.



"Sekarang bayangkan kalau 10 juta orang bergabung secara bulanan,
berarti satu tahun bisa terkumpul dana Rp2,4 triliun. Itu bisa bikin
ratusan Bank Perkreditan Rakyat Syariah di ratusan kota, atau bisa masuk
sebagai pemegang saham di salah satu bank swasta nasional. Keren, dah,"
sang ustad berpromosi.



Bukan hanya itu, menurutnya, dengan skema ini Yusuf hakulyakin bisa
membeli perusahaan minyak dan gas, asuransi, stasiun televisi, kebun
teh, lahan properti, hingga pesawat terbang. Karena itulah, visi misi
dari program yang digagasnya ini dia sebut juga dengan gerakan "Membeli
Ulang Indonesia".



Saran Dahlan



Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ikut
mengomentari usaha pengumpulan dana Sedekah Produktif Ustad Yusuf, yang
saat ini dihentikan sementara itu.



Dahlan mengatakan dia paham bahwa niat Ustad Yusuf ini sebetulnya
baik. Namun, dia mengingatkan agar nama sang ustad yang sudah baik tidak
menjadi buruk bila di kemudian hari ada salah jalan.



"Yusuf Mansur ini ustad yang populer. Pengikut Twitter-nya ratusan
ribu, bahkan mungkin jutaan. Sebagai ustad, dia dipercaya," kata Dahlan
saat ditemui di Jakarta, Kamis. "Yang mempercayai kebetulan banyak
orang, sehingga uang yang dikumpulkan cukup banyak."



Yang jadi soal, kata Dahlan, Yusuf tidak langsung menyalurkan dana
sedekah yang terkumpul itu, melainkan menginvestasikannya. Namun, para
pemberi sedekah melalui sang ustad tidak serta-merta mendapatkan hasil
investasinya. Karena sudah diikhlaskan si penyumbang, Ustad Yusuf tidak
berkewajiban melaporkan kepada para pemberi sedekah.



Dahlan mengingatkan, menurut aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
rencana investasi itu tetap harus didasarkan pada ketentuan yang
berlaku, sehingga bisa dimonitor dan dikontrol pemerintah. Karena itu,
Dahlan menyarankan Yusuf untuk membentuk sebuah non listed public company. "Jadi, dana sedekah itu masuk ke dalam investasi yang akan dimiliki publik," ujarnya.



Dahlan menyarankan agar investasi dana Sedekah Produktf, seharusnya
ditargetkan pada area yang memiliki risiko kecil, tapi mempunyai imbal
hasil yang lumayan besar. Dia juga menekankan bahwa investasi ini harus
bermanfaat untuk umat.



Beli Bank Muamalat



Menteri Dahlan Iskan juga mengungkapkan bahwa Ustad Yusuf berniat
membeli saham PT Bank Muamalat. Dalam diskusi dengan Dahlan, Ustad
beranggapan bahwa bank syariah ini tidak sepenuhnya dimiliki investor
dalam negeri. "Masa, kita negara dengan muslim terbesar, tapi tidak
punya perbankan syariah sendiri," ungkap Dahlan.



Walaupun berstatus bank syariah, Dahlan melanjutkan, ternyata
sebagian besar saham Bank Muamalat merupakan milik asing. Dengan uang
sedekah yang terhimpun, Yusuf Mansur berencana membeli saham mayoritas.



"Namun, hal ini memang masih akan terkendala, apakah para pemilik saham di luar negeri mau untuk melepas saham mereka," ujarnya.



Dahlan pun mengaku mengusulkan ide lainnya, yakni dengan membeli
saham PT Bank Mutiara Tbk. Bank yang dulunya bernama PT Bank Century Tbk
itu sejak beberapa tahun terakhir ditawarkan Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) untuk dijual. "Nantinya, bank ini akan dibeli dan diganti menjadi
bank syariah," jelasnya.



Menanggapi rencana tersebut, Kepala Eksekutif LPS, Mirza
Adityaswara, ditemui di tempat terpisah mengaku tidak mengetahui rencana
tersebut. "LPS tidak tahu, kan sudah lewat masa penyampaian surat
minat," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis.



Seperti diketahui, pada saat ini, LPS melaksanakan proses penjualan
saham Bank Mutiara yang telah ditutup pendaftarannya pada 1 Juli 2013
lalu.

LPS telah menargetkan proses divestasi Bank Mutiara usai sebelum 20
November tahun ini dan mulai menawarkan Bank Mutiara kepada investor
lokal dan asing sejak 2010.


Tahun 2013, merupakan tahun terakhir penawaran Bank Mutiara sesuai
harga penyelamatannya, senilai Rp6,7 triliun. Jika hingga akhir tahun
ini Bank Mutiara tidak juga laku, bank tersebut akan dilepas secara
lelang kepada penawar terbaik.









Category: SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN | Views: 928 | Added by: budi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

Calendar
«  July 2013  »
SuMoTuWeThFrSa
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031

Entries archive

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024