SURABAYA- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Surabaya memberi solusi penyeleseian konflik di Sampang, Madura. Ketua
FKUB Surabaya, Imam Ghazali Said, mengatakan, kekerasan di Sampang
terjadi karena minimnya rasa toleransi dan saling menghormati.
"Konflik
Sampang adalah lebih pada intoleran yang dibungkus berbagai
kepentingan-kepentingan politik," kata Imam di kantor Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, Jalan Bubutan, Kamis (30/8/2012).
Untuk
menyeleseikan persoalan ini tidak cukup melalui Pemkab Sampang atau
Pemprov Jawa Timur, Pemerintah Pusat pun harus turun tangan.
Dia
menilai pemkab dan pemprov tidak mampu menyelesaikan konflik tersebut.
Buktinya, saat pecah konflik pada Desember 2011 lalu, pemkab dan pemprov
mengaku bisa menyelesaikan, tapi ternyata konflik yang pecah kembali
pada Minggu 26 Agustus lalu.
Menurutnya, ada beberapa solusi
untuk menyelesaikan konflik, yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek persoalan penegakan hukum yang adil dan transparan.
Saat ini, ada ketimpangan dalam penegakan hukum tersebut.
"Sekarang
kan penegakan hukumnya, orang yang melakukan tindak pidana perusakan
dan pembakaran dihukum tiga bulan penjara. Tetapi orang yang menjadi
korban, yakni Ustaz Tajul malah dihukum dua tahun," jelasnya.
Kedua,
baik PCNU Sampang dan MUI Sampang harus mencabut fatwa yang telah
dikeluarkan terkait aliran Syiah ini. Sebab yang bisa melakukan hal itu
adalah MUI dan NU dari Pusat.
Dia juga mengakui ada perbedaan
antara Ahlussunah dan Syiah, namun perbedan bukan dijadikan alasan untuk
melakukan kekerasan. "Memang kita berbeda tapi tidak perlu dikatakan
sesat," tandasnya.
Sementara untuk jangka panjang, Syiah, Sunni,
dan pemerintah melakukan dialog secara terus menerus. Pernyatan yang
memberikan opsi bahwa pengikut Syiah harus masuk ke Ahlussunnah bukan
solusi tepat. Karena ada unsur pemaksaan yang bertentangan dengan hukum
agama.
"Kalau mau balik ke Ahlussunnah atas inisiatif pribadi
tidak ada masalah asalkan jangan ada paksaan," tukas pengasuh Ponpes An
Nur Surabaya itu.