Site menu |
|
|
Section categories |
|
|
DETIK |
|
|
Statistics |
Total online: 2 Guests: 2 Users: 0 |
|
|
| | |
| Main » 2012 » April » 19 » Golkar Siap Pecat Kader yang Tak Dukung Ical Jadi Capres
9:58:16 AM Golkar Siap Pecat Kader yang Tak Dukung Ical Jadi Capres |
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Koran SI) JAKARTA - Rencana Partai Golkar untuk mendeklarasikan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden melalui rapat pimpinan khusus Juni mendatang merupakan strategi partai untuk memenangkan Pemilu 2014 mendatang. Golkar tak ingin kekalahan mereka pada Pemilu 2009 ketika mencalonkan Jusuf Kalla hanya 3 bulan jelang pemilu terulang kembali. "Kesalahan Pak JK waktunya pendek 3 bulan sehingga susah. oleh karena itu, Ical kita Declare dari sekarang supaya masyarakat tahu. Kita akan keliling supaya masyarakat tahu ini lho calon presiden kita,” kata Ketua DPP Partai Golkar Firman Subagyo kepada okezone, Rabu (18/4/2012) malam. Firman menjelaskan, perbedaan pendapat beberapa elite Golkar mengenai pencalonan Ical –julukan Aburizal- biasa terjadi di dunia politik. Hal itu bukanlah melambangkan perpecahan partai berlambang beringin ini. Secara prosedural, kata dia, pencalonan Ical telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai. "Pencalonan ini sudah bagian dari rekomendasi Rapim lalu. Ada rekomendasi untuk mencalonkan Pak Ical menjadi presiden, tahapan berikutnya tinggal penetapannya. Kita harus tunduk AD/ART,” katanya. Firman menambahkan, penetapan Ical sebagai calon presiden akan dilakukan melalui rapat pimpinan yang dipercepat atau rapat pimpinan khusus Juni mendatang. Dengan penetapan sejak jauh-jauh hari, Firman optimistis popularitas Ical akan bisa didongkrak melalui sosialisasi secara massif ke seluruh Indonesia. Saat ini saja, kata dia, Ical sudah safari ke sejumlah provinsi. Diharapkannya, semua elite Golkar termasuk Akbar Tandjung dan Hajriyanto Thohari yang sebelumnya berseberangan pendapat bisa solid mendukung Ical. "Sah-sah saja kalau (mereka) berkeinginan (mencalonkan diri), itu hak asasi. Tapi kembalikan kepada mekanisme karena di Partai Golkar ada aturan AD/ART. Ketika partai sudah membuat keputusan, wajib hukumnya dijalankan dan ditaati oleh semua elemen partai,” katanya. Firman mengingatkan, kader yang tak taat kepada keputusan partai terancam dipecat, seperti yang pernah dialaminya sendiri ketika mendukung pasangan SBY-JK pada pemilu 2004 lalu. Saat itu Golkar secara resmi mencalonkan Wiranto-Shalahudin Wahid. "Kalau tak taat konsekuensinya dipecat. Tahun 2004 saya, Marzuki Darusman, Burhanuddin Napitupulu, Fahmi Idris dipecat karena melanggar keputusan partai,” katanya.
|
Category: BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL |
Views: 944 |
Added by: budi
| Rating: 0.0/0 |
| |
| | |
|
Login form |
|
|
KOMENTAR |
|
|
OLAHRAGA |
|
|
Calendar |
|
|
Entries archive |
|
|
BERITA TERKINI |
|
|
|