foto: detikcom
Jakarta - Sejumlah anggota DPR mulai menolak rencana renovasi toilet DPR yang menghabiskan anggaran Rp 2 miliar. Konsidi toilet anggota DPR dipandang masih bagus, hanya perlu dijaga kebersihannya.
"DPR tidak pantas ngotot soal renovasi toilet ini, sebab sarat dengan kepentingan DPR sendiri.Sebaiknya DPR arif menangkap penolakan masyarakat terhadap renovasi toilet. Tidak usah ngotot harus mengganti semua toilet, sebab tidak semua toilet bermasalah dan perlu direnovasi," tutur anggota Komisi III DPR dari Gerindra, Martin Hutabarat, kepada detikcom, Sabtu (7/1/2012).
Menurutnya toilet DPR masih sangat layak. Martin cuma mengeluhkan kebersihan toilet yang kadang membuat dirinya tak nyaman. Tapi tak berarti mengganti dengan toilet baru.
"Selama ini saya tidak merasakan toiletnya bermasalah dan perlu direnovasi. Hanya kebersihan yang kurang terawat, sehingga terkesan kurang nyaman. Untuk itu yang penting dilakukan adalah menjaga kebersihannya. Sebab meskipun toiletnya berkali-kali diganti bak hotel bintang 5, namun kalau kebersihannya tidak dijaga tetap saja tidak layak digunakan," paparnya.
Penolakan di masyarakat terkait rencana renovasi toilet DPR, menurut Martin, perlu dijadikan catatan. DPR saat ini harus fokus meyakinkan masyarakat yang masih belum puas dengan kinerja DPR dan tidak iklas DPR membangun fasilitas toilet mewah.
"Penolakan terhadap renovasi toilet DPR adalah ekspresi ketidakpuasan rakyat terhadap kinerja DPR. Saya menangkap itu muncul dari reaksi penolakan rakyat terhadap renovasi toilet di DPR. Andaikata rakyat cukup puas dengan kinerja DPR, pasti tidak akan timbul reaksi seperti itu, sebab relatif biayanya tidak banyak," tandasnya.
(van/ndr)
|