"Ya,
mengundurkan diri saja dulu tuk selamatkan partai, partai ini harus
diselamatakan," ujar Ruhut kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Namun, menurut soal siapa penggantinya hal itu merupakan kewenangan Ketua Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pengganti
itu tupoksi dewan Pembina lah, karena saya banyak enggak mengikuti.
Jadi karena tugas saya Ketua Kominfo, saya tampil," kata dia.
Ruhut
menjelaskan, desakan agar Anas mundur itu lantaran selalu disebut dan
diduga terlibat dalam kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games yang
menjadikan mantan Bendahara Umum PD Muhammad Nazaruddin sebagai
tersangka.
"Oh enggak, Pak SBY itu kita sebagai anak-anaknya
mbok tahu diri lah, jangan sampai suatu saat kalau terjadi, baru mundur,
kalau dipecat enggak baik," jelasnya.
Anggota Komisi III DPR itu
tak mau disebut sebagai pembelot dari kubu Anas. Menurut dia,
pembelotan itu dilakukan lantaran Anas seringkali tidak bergeming ketika
selalu disebut dalam persidangan Nazar.
"Aku ingin katakan awal
sama Anas, saya bukan membelot, saya ring satu dia, serangan Nazar
bertubi kok dia diam, di dunia dan Indonesia, diam itu iya," tegasnya.
Bagi
dia, suara yang dia teriakkan itu merupakan usaha untuk merebut hati
rakyat. "Ya, itu boleh saja stigma tim dia pencitraan, tapi kalau kader
gila enggak pilih Partai Demokrat, kita ingin merebut hati rakyat,"
imbuhnya.
Bagi dia, Anas harus fokus pada kasus ini. Maka jika
dirinya tak mau komentar perihal kasus yang melanda dirinya jelas akan
menggelamkan partainya.
"Kok diam saja, bilang itu tak benar,
komentar dong. Saya tidak kepingin itu saja, dia harus yakin bahwa dia
tidak terlibat, jangan kayak Miranda orang sudah dipenjara dia baru
tersangka. Bagaimana kalau 2013, apa enggak ke laut partai kami? Saya
kepingin dia negarawan dan mundur sementara, saya minta dia fokus pada
kasus ini," pungkasnya.