Site menu |
|
|
Section categories |
|
|
DETIK |
|
|
Statistics |
Total online: 10 Guests: 10 Users: 0 |
|
|
| | |
| Main » 2012 » June » 26 » Dana Publik Ancam Independensi KPK
10:18:32 AM Dana Publik Ancam Independensi KPK |
JAKARTA - Serikat Pekerja Rakyat (SPR) sepakat jika pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi sudah selayaknya dilakukan. Namun, Juru Bicara SPR, Habiburokhman, menilai, langkah penggalangan dana publik tidak tepak karena bisa mengancam independensi lembaga anti korupsi itu.
"Kami sepakat jika pembangunan gedung baru KPK saat ini sudah sangat mendesak, mengingat beban kerja KPK sebagai institusi pemberantasan korupsi kian berat," ungkap , Juru Bicara (SPR) melalui siaran persnya, Senin (25/6/2012).
Menurutnya, gedung KPK saat ini memang sudah tidak memadai. Namun, menggalang dana dari masyarakat justru berpotensi menimbulkan masalah baru dan bahkan mengancam indepedensi KPK. Disatu sisi sebagian besar masyarakat dapat dikategorikan tidak mampu dalam hal ekonomi, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari pun sulit.
Sementara itu, ada sebagian kelompok masyarakat yang mampu dalam hal ekonomi dan bisa menyumbang pembangunan gedung baru KPK dengan jumlah yang sangat signifikan. "Namun, sumbangan dalam jumlah besar bisa membuat indepedensi KPK terancam. Sulit menjamin mereka yang menyumbang tersebut tidak memiliki kepentingan atas kasus yang sedang ditangani KPK," paparnya.
Habiburokhman menegaskan lembaga yang dipimpin Abraham Samad tersebut tidak boleh bersikap pragmatis dengan menggalang dana masyarakat secara langsung ketika usulan pembangunan gedung baru ternyata selalu ditolak oleh DPR.
"Seharusnya yang dilakukan KPK bukanlah menggalang dana masyarkat, tetapi bersikap jeli dan kritis terhadap mekanisme penggalangan dana yang dilakukan oleh DPR," jelasnya.
Selama ini, tambahnya, rumor bahwa penentuan proyek-proyek yang dibiayai APBN oleh pemerintah dan DPR kerap dilatarbelakangi praktek KKN, yaitu pembagian fee proyek seperti kasus Nazarudin, SPI menduga ada kejanggalan politik dalam penganggaran DPR terhadap permintaan KPK membangun gedung baru. Namun, DPR menyetujui pembangunan sport center Hambalang, senilai Rp2,5 triliun.
"Padahal dari segi urgensi, pembangunan gedung baru KPK jauh lebih mendesak dibandingkan pembangunan komplek olahraga Hambalang yang belakangan justru menjadi ajang banca'an para koruptor," tutupnya.
|
Category: BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL |
Views: 993 |
Added by: budi
| Rating: 0.0/0 |
| |
| | |
|
Login form |
|
|
KOMENTAR |
|
|
OLAHRAGA |
|
|
Calendar |
|
|
Entries archive |
|
|
BERITA TERKINI |
|
|
|