Selasa, 24 Mei 2011, 16:23 WIB
Muhammad Firman
Dari analisa lebih lanjut, diketahui bahwa serangan berasal dari Brazil, Eropa, dan Amerika Serikat. (businessinsider.com)
VIVAnews - Serangan yang dilancarkan pasukan
Amerika Serikat ke sebuah rumah di Abbottabad, Pakistan menewaskan Osama
Bin Laden, teroris paling dicari dan juga merupakan tokoh terkenal yang
sering digunakan dalam email penipuan.
Terbukti, pada laporan
Spam & Phising Report terbaru, Symantec menyebutkan, berita seputar
kematian Osama yang marak di Internet juga diikuti oleh penyebaran spam
yang memanfaatkan keingintahuan pengguna Internet seputar kabar terbaru
tewasnya Osama.
Salah satu contoh spam yang beredar adalah pesan
yang disusupi dengan berita kematian Osama. Potongan berita disisipkan
dalam sebuah tag HTML <judul> yang tidak terlihat oleh pengguna.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena spammer menggunakan feed
berita dari situs resmi untuk mengacak isi di dalam pesan.
Namun,
seperti biasa, link yang tersedia di dalam email yang dikirimkan tidak
ada hubungannya dengan berita yang dimuat dan justru mengarahkan
pengguna ke sebuah situs promosi tertentu.
"Kami juga melihat
serangan spam terkait dalam berbagai bahasa, misalnya bahasa Portugis,”
sebut Symantec pada laporannya, seperti dikutip dari Best Security Tips,
24 Mei 2011. "Dalam pesannya, spammer mengklaim mereka memiliki rekaman
tersembunyi saat-saat kematian Osama,” sebut Symantec.
Pada
laporan, disebutkan bahwa sebelumnya, pesan seperti ini sudah pernah
muncul. Korban akan terjerumus hingga mengunduh file yang kemudian akan
menginfeksi komputer miliknya.
Mengikuti pola yang ada, Symantec
menyebutkan bahwa mereka melihat lebih banyak pesan resmi yang beredar
dibanding spam, segera setelah kematian Osama. "Namun, setelah 24 sampai
48 jam, kami melihat lebih banyak serangan spam terarah dan canggih
yang memanfaatkan kejadian ini,” sebutnya.
Sebagai contoh,
spammer meniru pesan dari sebuah organisasi berita besar dan mengirimkan
email yang mengklaim bahwa mereka akan menampilkan foto dan video tanpa
sensor dari serangan itu.
Situs phishing tersebut menunjukkan
sebuah video auto-running terkait Bin Laden dalam sebuah iframe dan
menanyakan pengguna untuk mengklik link untuk mengunduh "keseluruhan”
video. Pengguna yang mengklik link itu akan mengunduh sebuah file .exe
yang terdeteksi sebagai Downloader.
Dari pantauan Global
Intelligence Network, Symantec mengamati beberapa contoh spam berbahaya
lainnya dalam berbagai bahasa termasuk Portugis, Perancis, dan Spanyol.
Link
dalam email spam ini menginfeksikan Downloader ke komputer korban, yang
pada akhirnya mengunduh program jahat yang sebenarnya. Analisa lebih
lanjut dari serangan ini menunjukkan bahwa sebagian besar serangan
berbahaya berasal dari Brasil, Eropa, dan Amerika Serikat. (umi) • VIVAnews
|