Case 1 :
Dr. Makoto Shichida,
seorang spesialis perkembangan anak balita, dalam bukunya Right Brain
Education in Infancy menjelaskan sebuah hasil studi di Nippon Medical
Center oleh Prof. Shinagawa terhadap seorang anak yang bernama Yuka
Hatano. Yuka Hatano adalah seorang juara dunia menghitung cepat, yang
mampu menghitung 16 digit soal LEBIH CEPAT daripada kalkulator! Ketika
Yuka melakukan perhitungan tersebut, melalui PET scan terlihat bahwa
yang mengendalikan fungsi otaknya adalah otak kanan bagian belakang. Di
sekolah Shichida, saya (Shinagawa) melihat bagaimana anak-anak SD mampu
membaca 1 jilid buku hanya dalam waktu 3-5 menit saja, dan dia tahu
persis apa isi buku yg dibacanya. Menurutnya, dia seperti memotret atau
men-dowload tiap-tiap halaman buku tsb, dan ketika ditanya, dia akan
membuka tiap-tiap halaman bukunya di dalam otaknya untuk mencari
jawabannya dengan cepat.
Case 2:
Para siswa SD, SMP, sampai SMA menggunakan
mungkin sampai 6 jam waktunya belajar di sekolah dan PR per hari dan
ikut les/bimbingan belajar. Mereka ini terfokus belajar dengan
memanfaatkan otak kiri, misalnya mereka belajar matematika, fisika,
kimia, biologi, sejarah, bahasa, dan lain-lain. Mereka ini diajarkan
menggunakan logika dan belajar dengan cara yang runut (sekuensial). Amat
jarang mereka belajar bagaimana menggunakan intuisi dan imajinasi.
Katakanlah mereka belajar di SD selama 6 tahun, di SMP selama 3
tahun, dan di SMA selama 3 tahun. Jadi selama 12 tahun, mereka rata-rata
menggunakan waktu 6 jam per hari. Jika satu minggu mereka belajar
selama 5 hari di sekolah. Dan ada 4 minggu per bulan, serta belajar
efektif di sekolah selama 9 bulan per tahun, maka dari SD sampai SMA
mereka belajar menggunakan otak kiri selama:
6 jam/hari x 5 hari/minggu x 4 minggu/bulan x 9 bulan/tahun x 12 tahun = 12.960 jam.
Pertanyaannya adalah berapa lama pola pembelajaran yang memanfaatkan otak kanan?