Main
 
BUDI SANTOSOSaturday, 02.11.2024, 7:23:17 PM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
BERITA SERBA SERBI
BERITA UMUM
BERITA UNIK,LUCU DAN ANEH
BERITA YANG UNIK DAN YANG ANEH
EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI DAN BISNIS
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
BERITA SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
MP3
Kumpulan MP3
SENI DAN BUDAYA
SENI DAN BUDAYA
GAME
KATA - KATA MUTIARA
FILM
PUISI DAN PANTUN

DETIK

Statistics

Total online: 54
Guests: 54
Users: 0

Main » 2011 » October » 8 » Bakrie: Renegosiasi Kontrak Tambang Tidak Bisa Digeneralisir
8:44:46 AM
Bakrie: Renegosiasi Kontrak Tambang Tidak Bisa Digeneralisir






Aburizal Bakrie. Foto: Okezone
Aburizal Bakrie. Foto: Okezone



JAKARTA - Komitmen pemerintah dalam renegosiasi
kontrak karya (KK) pertambangan harus segera direalisasikan. Dengan
catatan pemerintah harus berhati-hati.

Ini dikatakan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dalam sambutan pembukaan diskusi publik "Pengelolaan Sektor Minerba dan Kelistrikan Nasional Antara Harapan dan Realita", di Kantor Pusat Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (7/10/2011).

"Komitmen
pemerintah dalam renegosiasi kontrak karya harus segera kita
realisasikan, catatan saya pemerintah harus berhati-hati dan tidak bisa
lakukan generalisasi semua kontrak investasi pertambangan untuk
direnegosiasikan," kata dia.





Adakah kepentingan pribadi Aburizal dibalik renegosiasi kontrak investasi pertambangan?








Dirinya juga mengklaim untuk dilakukannya renegosiasi kontrak
tersebut agar segera terealisasi yang segala keuntungan dari hal
tersebut tentunya untuk kemakmuran rakyat.

"Golkar dalam posisi
mendukung agar proses renegosiasi terhadap kontrak-kontrak pertambangan
harus ditujukan bagi kemakmuran rakyat Indonesia," katanya lagi.

Diceritakannya,
saat dirinya menjabat sebagai menteri perekonomian, kontrak Blok Cepu
tercatat dalam draf 85 persen buat Indonesia dan 15 persen untuk
kontraktor. Selanjutnya, dirinya menyatakan jika dengan niat dan uang
sendiri akhirnya direnegosiasi. Menurutnya belum pernah ada kontrak di
mana kontraktor asingnya memperoleh 3,5 persen.

"Cepu itu cuma
dapat 3,5 persen untuk Caltex, sisanya Pertamina, dari 3,5 persen itu
diambil 10 persen untuk daerah, 93 persen untuk pemerintah," akunya.

"Pada
saat negosiasi saya yang ke New York bertemu chairman di sana, isunya
apakah mereka mau bayar signature USD5 juta. Saya di sana, saya bilang
mau bayar tidak, take it or leave it. Saya tinggal keluar, kurang dari 10 menit mereka bilang mau bayar," imbuhnya.

Dirinya
mempertanyakan, apakah perlu mengubah pola pikir masyarakat Indonesia
saat ini, di mana menurutnya asing masuk pertambangan Indonesia itu
bagus.

"Coba kita ubah mindset kita, asing masuk ke
Indonesia itu bagus, Indonesia masuk ke Indonesia itu jelek. Jangan
dahulukan asing, dahulukan dalam negeri, kita harus ubah mindset itu,"
tandasnya.

Sebagai gambaran, Ical, merupakan salah satu pengusaha
kakap Indonesia. Grup Bakrie yang dimiliki keluarganya juga memiliki
bisnis pertambangan melalui PT Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan
tambang batu bara terbesar di Indonesia. BUMI ini memiliki anak usaha PT
Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Category: EKONOMI DAN BISNIS | Views: 1167 | Added by: budi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

Calendar

Entries archive

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024