Ilustrasi
JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi masih akan
mengalami pelemahan. Mata uang ini pun tampaknya masih akan terpuruk di
level Rp9.000 per USD.
"Rupiah terpengaruh oleh pelemahan global, dan kemungkinan berada di level support Rp8.970 sementara ressistance Rp9.020 per USD," ungkap analis valuta asing David Summual kepada okezone di Jakarta, Rabu (16/11/2011).
Menurutnya,
pada penutupan kemarin sore, hampir semua mata uang regional bergerak
melemah. Sebut saja mata uang peso, serta mata uang Thailand bath yang
melemah terhadap dolar. "Itu semua memang tidak terlepas dari regional
serta kondisi pasar modal di kawasan Asia," akunya.
Hal tersebut
memang masih terpengaruh dari isu krisis global yang terjadi di Eropa,
yakni Italia. Ternyata, Prancis, juga dikhawatirkan akan terkena
dampaknya dalam waktu dekat.
"Investor memang khawatir, setelah
Italia, Spanyol, bisa saja ke Prancis. Jadi ini ceritanya masih panjang,
belum berujung," tandasnya.
Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan sore kemarin, menurut yahoofinance, rupiah
bercokol di level Rp9.004 per USD dengan kisaran perdagangan
Rp8.955-Rp9.004 per USD. Sementara, menurut kurs tengah Bank Indonesia
(BI), rupiah diperdagangkan di kisaran Rp8.995 per USD. (wdi)