Dunia terbelah menyambut kematian pimpinan Libya, Moammar Khadafi. Ada yang bersorak gembira dan bersedih bagi para pendukungnya. Tapi, apapun respons dari warga dunia, tewasnya Khadafi menambah runtuhnya rezim tiran di Afrika.
Khadafi Dicap sebagai "anjing gila” oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagen, Khadafi, juga dikenal sebagai pria yang flamboyan dan kerap mengeluarkan komentar bombastis. Hal ini juga yang membuat dirinya dianggap gila.
Satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari Khadafi adalah perempuan yang cantik dan seksi yang mengelilinginya. Selama melakukan kunjungan kenegaraan, dirinya kerap ditemani oleh perawat Ukraina dan bersikeras untuk tidur di dalam tenda Bedouin.
Itulah Khadafi dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Khadafi juga sering dianggap sebagai salah satu tokoh yang masih berani melawan hegemoni asing terutama Amerika.
Namun, sayangnya ditengah kegarangannya kepada pihak asing, Khadafi juga beringas kepada warganya yang menentang kepemimpinan otoriternya. Dirinya dikabarkan kerap berbuat tindakan kejam kepada siapapun yang menentang kekuasaan otokratiknya. Ada kabar bahwa, agen-agen intelijen Khadafi juga membunuh dan memburu lawannya yang berada di luar negeri.
Saat rakyatnya mulai menunjukan perlawanan terhadap dirinya yang terinspirasi dari Revolusi Arab, Khadafi meresponsnya dengan tanggapan beragam. Tetapi satu yang pasti, dirinya memerintahkan para "iblis" yang berada dibalik pergerakan perlawanan di Libya untuk segera dibersihkan.
Itulah Khadafi yang memang mempunyai jiwa kepemimpinan otokratik. Namun, di ujung kekuasaannya, Khadafi lupa bahwa kepemimpinan yang dilakukan secara terus menerus (absolut) tanpa adanya pergantian cenderung menyimpang. Ditambah revolusi di Arab dan meningkatnya kaum terpelajar, kehendak untuk dilakukannya perubahan pun menguat.
Itulah yang mengakhiri perjalanan kekuasaan Khadafi. Bahkan berakhir dengan sangat tragis. Khadafi yang beringas justru harus menderita di akhir ajalnya. Diseret, dijambak bahkan diinjak injak warga yang dulu selalu tunduk di bawah rezim tiirannya.
Rekonsiliasi
Usai Khadafi wafat, kini beban jatuh di pundak warga Libya sendiri. NTC selaku pemangku kekuasaan peralihan harus benar-benar belajar dari era sebelumnya yang sangat dibenci warga. Tuntutan pemilihan umum tanpa militer layak dilakukan, agar masyarakat Libya bisa mengisi kekosongan kekuasaan tanpa tekanan. Karena yakin, warga Libya sudah trauma dipimpin dengan rezim yang mengekang.
|