Main » 2013»June»28 » 250 Dinamit Hilang, Polisi Tingkatkan Keamanan
4:05:46 PM
250 Dinamit Hilang, Polisi Tingkatkan Keamanan
VIVAnews - Mabes Polri mengerahkan tim khusus untuk melacak keberadaan 250 dinamit siap pakai milik PT. Batu Sarana Persada yang hilang dalam perjalanan menuju Desa Rengas Jajar, Kecamatan Cigudeg, Bogor, Jawa Barat, Kamis, 27 Juni 2013.
Instruksi dikeluarkan kepada seluruh kepolisian di Jawa Barat untuk menggelar razia. Penyekatan ruang gerak pelaku dilakukan apabila benar barang peledak seberat 50 kilogram itu hilang karena dicuri.
Antisipasi dengan penambahan personel terlihat di sejumlah objek vital, seperti Istana Bogor, Istana Cipanas, kawasan Cikeas yang menjadi kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kantor polisi.
Kapolres Bogor ditugaskan untuk memimpin investigasi dengan didukung Kapolres Subang. Penyelidikan juga dilakukan dengan bantuan Dit Reskrim Polda Jabar dan Densus 88. Berbekal contoh gambar kardus dinamit yang hilang, kegiatan razia dilakukan.
Polisi bekerjasama dengan Denpom memperketat pengamanan di sekitar Istana Bogor. Dari pantuan VIVAnews, kendaraan roda empat baik pribadi maupun angkutan umum di sepanjang jalan protokol di wilayah Kota Bogor dan sepanjang jalan dari Subang menuju Bogor dirazia. Kendaraan pengangkut diperiksa lebih lama oleh petugas.
Seperti disampaikan Kapolda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, dinamit yang hilang itu dibawa oleh truk colt diesel dengan nomor polisi T 8952 TF, dari gudang bahan peledak milik PT Multi Nitrotama Kimia (NMK) di Subang, Jawa Barat.
Saat truk tiba, terpal penutupnya diketahui telah sobek dan saat dilakukan pengecekan, ada dua kardus berisi 250 batang dinamit yang hilang. Sementara tiga truk lainnya dalam kondisi baik.
"Kita masih selidiki, apakah hilang atau salah hitung," katanya.
Dari hasil pemeriksaan sopir diketahui bahwa empat truk itu berangkat pada Rabu, 26 Juni 2013, sekitar pukul 14.00 WIB. Truk mengangkut bahan peledak jenis amonium nitrat sebanyak 30.000 kg, dinamit sebanyak 2.000 kg, dan detonator listrik sebanyak 4.000. Namun, truk baru sampai di Bogor pada Kamis, 27 Juni 2013 sekitar pukul 04.00 WIB, atau sekitar 14 jam setelah berangkat.
Saat dilakukan pengecekan oleh kru dan kepala teknik tambang PT. Batu Sarana Persada, diketahui salah satu penutup truk sudah dalam keadaan rusak. Dari hasil pemeriksaan diketahui juga bahwa truk sempat mampir di tempat seharusnya.
"Didapatkan informasi, truk sempat mampir di Marunda, Jakarta Utara, tapi masih didalami," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto.
Melihat keterlibatan ekstrimis
Polisi mengerahkan tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 untuk menelusuri keberadaan dinamit yang hilang itu. Hal ini dilakukan sesuai dengan sistem yang berlaku di kepolisian. Pencarian dinamit yang hilang itu menjadi kewenangan Polda Jawa Barat.
Densus akan menyelidiki keterkaitan kelompok-kelompok ekstrim pada kasus hilangnya dinamit ini. Baik Bareskrim maupun Densus akan melihat indikasi itu. Polisi juga menelusuri apakah bahan peledak itu diambil bajing loncat karena disangka sembako atau ada unsur seperti penggelapan.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo sudah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk meningkatkan keamanan. Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes diterjunkan untuk mencari tahu secara detail jenis bahan peledak tersebut. Apakah berkekuatan besar atau kecil.
Pemeriksaan terhadap saksi-saki terus dilakukan untuk mencegah kejadian yang lebih mengerikan bila barang berbahaya itu jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dia berharap dinamit yang hilang itu segera ditemukan.
"Kalau ini jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu akan menimbulkan kerugian, tapi sekali lagi semua penyelidikan sedang berjalan," kata Timur di Istana Negara, Jakarta.
Mabes Polri juga memintai keterangan sejumlah pejabat PT. Multi Nitrotama Kimia (MNK) yang merupakan distributor bahan peledak yang memiliki pabrik amonium nitrat di kawasan Cikampek. Sementara gudang bahan peledak siap pakai milik perusahaan ini berada di Subang.