Penyidik KPK saat menggeledah kantor Korlantas Polri (foto: Heru)
JAKARTA - Mabes Polri tiba-tiba menarik 20
penyidiknya dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kebijakan ini
dikhawatirkan banyak pihak akan menurunkan kualitas kinerja Abraham
Samad Cs dalam memberantas korupsi.
Peneliti Pusat Kajian Anti
Korupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada, Oce Madril mengatakan, penyidik
merupakan posisi yang sangat vital bagi KPK. Tanpa penyidik,
penyelesaian kasus korupsi tentu akan terhambat.
"Tanpa penyidik,
mereka (KPK) tidak akan dapat bekerja. Kalau tiba-tiba 20 penyidinya
ditarik tentu KPK akan terseok-seok dalam menyelesaikan kasus yang
sedang berjalan," kata Oce saat dihubungi Okezone, Minggu (16/9/2012).
Selain
itu, kata dia, langkah Polri menarik penyidiknya dalam jumlah besar
juga menimbulkan tanda tanya di masyarakat. Pasalnya, tanpa ada
peneyabab yang krusial belum tentu langkah ini akan diambil.
"Kalau
memang tidak ada apa-apa tidak ada masalah artinya tidak ada penarikan
besar-besaran karena ini pasti berdampak pada kinerja KPK," jelasnya.
Sementara
itu, Pengamat Hukum Universitas Padjajaran, Yesmi Anwar mengatakan,
penarikan 20 penyidik tidak akan meruntuhkan semangat Abraham Samad Cs
dalam memberantas korupsi.
"Kalau KPK sampai runtuh tentu tidak tapi secara kualitas penyelesaian kasus tentu akan menurun," ungkapnya.
Seperti
diketahui, KPK terus dirong-rong untuk menyelsaikan kasus-kasus besar.
Namun, pekan lalu, secara tiba-tiba Mabes Polri menarik 20 penyidiknya.
Kasus-kasus
besar yang saat ini didesak untuk diselesaikan yakni, kasus Bank
Century, kasus suap pembangunan Wisma Atlet, kasus dugaan korupsi
pembangunan Komplek Olahraga Hambalang, kasus suap Bupati Buol dan kasus
dugaan korupsi pembangunan arena PON, Riau.
(trk)