Image: corbis.com CIMAHI – Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) Cimahi berhasil menyisihkan 130 perguruan tinggi di Indonesia dalam Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI). Acara diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kampus Universitas Indonesia 24-27 November 2011. Pada kompetisi itu. Unjani menjadi jawara dalam kategori desain konstruksi Jembatan Baja.
Rektor Unjani, Heriyono bangga atas prestasi mahasiswanya. ”Dari 130 universitas kemudian dikerucutkan menjadi 30 dan Unjani ternyata berhasil menjadi pemenangnya,” ungkap Heriyono usai menerima kedatangan tim peraih penghargaan di Unjani, kemarin.
Tim Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Unjani itu juga memperoleh penghargaan nominasi juara untuk kategori Kesesuaian Implementasi dan Perancangan dan Jembatan Terindah, serta Metode Konstruksi Terealistis. Bagi 10 mahasiswa Jurusan Teknik Sipil yang telah mengharumkan nama kampus itu, Heriyono berjanji memberikan beasiswa hingga lulus kuliah.
”Kemampuan mereka sudah tidak perlu diragukan lagi, daripada mencari pegawai yang belum teruji, kenapa tidak menggunakan mahasiswa yang sudah berprestasi,” ungkapnya.
Dia menganggap, prestasi tersebut sebagai kado istimewa di hari pertama Tahun Baru Hijriah ini. Namun begitu, dia prihatin dan berduka karena Jembatan Kutai Kartanegara ambruk dan menelan korban jiwa.
Menanggapi ambruknya jembatan gantung terpanjang di Indonesia itu, Heriyono mengatakan, ambruknya jembatan Kutai Kartanegara tidak lepas dari buruknya moralitas. Menurutnya, jembatan gantung tersebut seharusnya bisa bertahan puluhan tahun, namun ternyata umurnya tidak lebih dari 10 tahun saja.
”Ini ada yang tidak beres pada orang-orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan jembatan tersebut,” sesal Heriyono.
Bahkan, pihaknya meminta Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono memerintahkan lembaga terkait melakukan audit dan invetigasi secara menyeluruh terhadap ambruknya jembatan yang menjadi sarana transortasi paling vital bagi masyarakat Kutai Kartanegara itu.
Sementara itu, salah seorang perwakilan peserta kompetisi, Prima mengatakan, perlombaan tersebut diikuti dua tim yang masing-masing tim terdiri lima orang dengan persiapan selama empat bulan sebelum pelaksanaan.
”Kami mengajukan dua proposal sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan, keunggulan desain yang kami buat adalah adanya fasilitas pelengkap jembatan seperti lampu penerangan dan lain-lain,” pungkasnya. (agung bakti sarasa/koran si) (//rfa)
|