Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 19.05.2024, 12:00:03 PM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » PENDIDIKAN

Ulik Sampah Jadi Pundi Uang Rifa Nadia Nurfuadah
 Tim Unpad juarai kompetisi bisnis dengan mengolah sampah (foto: Unpad)


Tim Unpad juarai kompetisi bisnis dengan mengolah sampah (foto: Unpad)


JAKARTA - Inovasi terbukti mampu mengantarkan seseorang ke pintu kesuksesan, termasuk inovasi yang dikembangkan dari sampah.

Dengan
mengolah sampah plastik dan alumunium foil menjadi kerajinan tangan
seperti tas dan dompet, tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Universitas Padjadjaran (Unpad), bahkan mampu menaikkan tingkat
kesejahteraan masyarakat Desa Batu Loceng, Lembang, Jawa Barat.

Rici
Solihin, Shendy Regar, dan Wira Mahatvavirya bertekad, tidak hanya
menyulap sampah menjadi peluang usaha, mereka juga dapat membuka
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, sekaligus mengasah potensi desa
Batu Loceng sebagai objek wisata.

"Kami di sini membuat satu
unit bisnis baru yang tidak hanya memproduksi dan menjual produk, tetapi
dapat dikatakan sebagai koperasinya, yang nantinya bermanfaat bagi
masyarakat sekitar,” jelas Rici seperti disitat dari situs Unpad, Kamis
(15/12/2011).

Kejelian tiga sekawan ini menjadikan sampah sebagai
potensi bisnis sosial masyarakat, bahkan diganjar predikat juara dalam
7th Trisakti Economic Business Fair and Competition 2011 yang digelar
Universitas Trisakti, 8-10 Desember lalu.

Tidak hanya di
Universitas Trisakti, Rici juga mendulang sukses dalam kompetisi serupa
di Universitas Gadjah Mada (UGM). Kali ini dia bergabung dengan
Sa’adatun Nafi’ah dan Muthiya Alfah dalam National Entrepreneurship
Competition (NEC).

Kompetisi tersebut digelar Fakultas Ekonomika
dan Bisnis (FEB) UGM pada 25-26 November lalu dan merupakan rangkaian
kegiatan Management Event (ME) 2011. 

Menurut Rici, NEC
memfokuskan kompetisi dalam bidang creative business plan. Rici dan
timnya pun mengusung inovasi sampah sebagai ide bisnis mereka.

"Tim
kami membuat strategi bisnis di bidang fashion yang ramah lingkungan,
seperti membuat tas dari sampah, dan sebagainya," imbuh cowok
berkacamata ini.

Bagi Rici dan Wira, kemenangan tersebut
bukanlah yang pertama. Mereka juga merasakan banyak manfaat dengan
mengikuti kompetisi tersebut.

Wira menuturkan, saat ini banyak
mahasiswa memiliki bisnis sendiri. Dengan mengikuti berbagai kompetisi
rencana bisnis, dia pun sekaligus mengetes kemampuan dalam perencanaan
bisnis.

"Juri-juri kan pasti ngasih masukan juga.
Sehingga ketika kita membuat bisnis, kita sudah tahu langkah-langkah
yang harus kita lalui,” papar Wira.

Hal lain yang didapat dengan
mengikuti kompetisi, imbuh Rici, adalah seorang mahasiswa mendapat nilai
tambah, terutama ketika kelak mencari pekerjaan.

"Sekarang
indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi bukanlah hal utama yang dicari
oleh perusahaan, melainkan nilai tambah lain seperti prestasi dan jiwa
kompetisi," ujar Rici menegaskan.(rfa)

Category: PENDIDIKAN | Added by: budi (15.12.2011)
Views: 812 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024