Site menu |
|
|
Section categories |
|
|
DETIK |
|
|
Statistics |
Total online: 1 Guests: 1 Users: 0 |
|
|
| | |
|
Survei UK Buktikan Banyak Pelajar Terjun Jadi PSK Hanna Meinita
LONDON - Fenomena menyedihkan terjadi di kalangan pelajar Inggris. Serikat Pelajar Nasional Inggris (NUS) mengklaim, sejumlah besar pelajar di negara tersebut beralih ke dunia prostitusi untuk membiayai pendidikan mereka. Selain prostitusi, NUS mencatat para pelajar juga beralih ke perjudian dan menjadi objek eksperimen medis untuk membiayai studi mereka. NUS menyebutkan, faktor pendorong hal ini adalah biaya hidup dan kuliah yang meningkat, serta pemotongan tunjangan pemeliharaan pendidikan.
Berbicara untuk program Radio BBC, Breakfast, Jumat (16/12/2011), pejabat nasional NUS, Estelle Hart mengatakan, pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah telah menekan para siswa.
"Siswa mengambil langkah berbahaya. Dalam iklim ekonomi di mana lapangan pekerjaan sangat sedikit, di mana dukungan keuangan untuk siswa telah dipotong secara besar-besaran oleh pemerintah, banyak orang yang mengambil pekerjaan di perekonomian informal, seperti menjadi pekerja seks,” jelas Hart seperti dilansir dari BBC, Jumat (16/12/2011).
"Ini pekerjaan yang jadwalnya tidak teratur dan mudah, sehingga orang bisa tetap menempuh pendidikannya selagi bekerja,” paparnya. Namun Hart tidak menjelaskan data pasti dari klaim itu.
Sementara itu, Kumpulan Pekerja Seks Komersil (PSK) Inggris (ECP) yang menjalankan telepon bantuan di London, mengatakan bahwa jumlah panggilan yang mereka terima dari para siswa meningkat dua kali lipat dalam satu tahun terakhir. ECP adalah lembaga yang menaungi PSK di Inggris.
Perwakilan dari ECP, Sarah Walker, melihat peningkatan yang stabil dalam hal penerimaan telepon dari para siswa selama 10 tahun terakhir. Walker mengaku, peningkatan terjadi sejak pemerintah Inggris mengumumkan biaya kuliah universitas di Inggris akan naik hingga 9 ribu poundsterling atau sekira Rp126 juta mulai 2012.
"Mereka (para menteri) mengetahui pemotongan anggaran dapat membuat para wanita menjadi pekerja seks. Ini merupakan cara untuk bertahan sehingga kami akan meminta pemerintah untuk bertanggung jawab atas hal ini,” jelasnya.
Atas hal ini pemerintah mengatakan telah menawarkan ‘paket murah’ untuk memberikan dukungan finansial.
"Kami menargetkan 180 juta poundsterling (Rp2,5 triliun) per tahun untuk memberikan dukungan kepada anak usia rentan, yakni 16 hingga 19 tahun dalam membantu mereka melanjutkan studi. Ini diberikan untuk sekolah dan perguruan tinggi yang ingin memberikan beasiswa kepada orang-orang muda yang membutuhkan bantuan,” jelas Juru Bicara Departemen Pendidikan.
Departemen untuk Bisnis, Inovasi, dan Keterampilan mengatakan, reformasi dalam pendanaan pendidikan tinggi akan membuat sistem lebih adil. Siswa akan menerima lebih banyak dukungan keuangan dan pembayaran bulanan yang lebih rendah.
Sebelumnya, penelitian dari Universitas Kingston yang dipublikasikan tahun lalu menemukan, jumlah mahasiswa yang mengetahui temannya pernah bekerja di industri seks untuk membiayai studi mereka, naik dari tiga persen menjadi 25 persen dalam 10 tahun.
Dosen psikologi senior, Ron Roberts yang memimpin survei atas beberapa mahasiswa menemukan, 16 persen responden akan mempertimbangkan untuk bekerja di industri seks.
|
Category: PENDIDIKAN | Added by: budi (17.12.2011)
|
Views: 815
| Rating: 0.0/0 |
| |
| | |
|
Login form |
|
|
KOMENTAR |
|
|
OLAHRAGA |
|
|
BERITA TERKINI |
|
|
|