Ilustrasi : Corbis BANDUNG - Sebanyak 1.400 anak dan remaja peserta TUNZA International Children and Youth Conference On the Environment 2011 mendapat pelajaran tentang green economy atau ilmu ekonomi ramah lingkungan.
Executive Director United Nations Environment Program (UNEP) Achim Steiner menjelaskan, Konferensi Tunza berupaya menjembatani kesenjangan di kalangan anak-anak dan remaja dalam memahami green economy.
Konsep Green Economi, kata Achim, menjadi salah satu pokok bahasan dalam konferensi yang mengusung tema Reshaping Our Future through A Green Economy and Sustainable Lifestyles.
"Konferensi ini berupaya meningkatkan kemampuan generasi muda mengenai green economy melalui pendidikan dan pelatihan," kata Achim dalam konferensi pers usai membuka konferensi di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/9/2011).
Pendidikan dan pelatihan terkait green economy, lanjutnya, akan membuat generasi muda yang akan mengisi pembangunan di masa depan serta terkait pekerjaan di masa depan.
Menurutnya, Indonesia akan menjadi model bagaimana kelanjutan konsep green economy terkait dunia kerja. "Model green jobs akan dikembangkan untuk pekerjaan bagi generasi muda," ujar Achim.
Model green economy yang menjadi green jobs tersebut, lanjutnya, berdasarkan inisiatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat konferensi ke-100 International Labour Organization (ILO) di Geneva, Juni 2011 silam. Saat itu, SBY mengaku telah mengembangkan teknologi ramah lingkungan sebagai salah satu strategi pembangunan nasional.
"Dari inisiatif itu, UNEP dan ILO melakukan penelitian baru untuk mendefinisikan ulang industri yang kurang ramah lingkungan menjadi industri yang ramah lingkungan," ungkapnya.
Industri yang kurang ramah lingkungan dan dikaji menjadi ramah lingkungan, di antaranya yang terdapat di bidang konstruksi, pertanian, kehutanan, energi, daur ulang sampah, transportasi, serta pariwisata.(rhs)
|