Foto : UMY JAKARTA - Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang dapat diobati dengan pengobatan intensif. Penderita harus disiplin dalam meminum obat dan tidak boleh terlewat sekali pun selama enam bulan.
Jika pasien lupa meminum obat sekali saja, maka pengobatan tersebut harus diulang dari awal. Padahal, pengobatan yang dilakukan berulang-ulang akan membentuk kekebalan di tubuh pasien terhadap obat tersebut.
Berangkat dari hal ini, dua mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Mudammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan fasilitas pengingat minum obat bagi pasien TBC. Program ciptaan karya Aldilas Achmad Nursetyo dan Ahmad Ali Zulkarnain ini berupa Short Message Services (SMS) otomatis berbasis android.
Menurut Aldilas, alat ini menggunakan perangkat lunak PMO System v.10 yang dapat mengirimkan SMS secara berkala dan otomatis. "Setiap hari dalam waktu yang sama, pasien akan selalu diingatkan untuk meminum obat. Sehingga pasien tidak lupa atau terlambat ketika meminum obatnya," ujar Aldi, sapaan Aldilas seperti dilansir dari situs UMY, Rabu (26/10/2011).
Aldi mengungkapkan, untuk menggunakan fasilitas ini, pasien harus memasukkan data diri terkait dengan pengobatan, seperti nama, obat yang harus diminum, jumlah tablet yang harus diminum, dan sebagainya.
"Pasien harus memasukkan nama, obat yang harus diminum, jumlah tablet yang harus diminum, nama dokter yang merawat, serta jadwal pengiriman sms. Setelah data tersimpan, SMS akan dikirimkan sesuai jadwal yang ditentukan," katanya menjelaskan.
Dalam pengoperasian alat ini, dua sekawan ini mengajak Balai Pengobatan Penyakit Baru (BP4) Kota Yogyakarta sebagai mitra kerja sama. "BP4 merupakan pusat data pasien TBC di Yogyakarta sehingga kami mengujicobakan alat tersebut di sini. Ketika dokter di sini menggunakan alat tersebut, kami mendapatkan respons yang cukup baik dari pasien maupun keluarga pasien," ujar Aldi menerangkan.
Melihat respons yang cukup baik mengenai alat ciptaannya, Aldi dan Ahmad berniat untuk mengembangkan aplikasi alat tersebut, sehingga tidak berbasis pada android saja.
"Salah satunya mengupayakan agar pemrograman perangkat lunak ini dapat dipasang atau digunakan pada telepon genggam. Ini memungkinkan alat ini digunakan oleh banyak orang sehingga semakin banyak pasien TBC yang terbantu," tuturnya.(rhs)
|