Foto : Humasy ITS/okezone SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar seminar Renewable Energy for Sustainable Development of Indonesia and Germany. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mendorong pengembangan energi bersih dari berbagai sumber.
Rektor ITS, Prof Triyogi Yuwono, mengatakan, Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan yang cukup berat. Meski perekonomian Indonesia saat ini dibilang cukup kuat, namun harus mendapati tantangan dengan naiknya harga minyak dunia.
"Permintaan energi, khususnya minyak, batu bara, dan gas semakin meningkat dan akan tetap penting di masa mendatang,” kata Tri Yogi dalam rilisnya yang diterima okezone, Senin (31/10/2011).
Dia menjelaskan, Indonesia juga berperan aktif dalam persoalan lingkungan untuk menjamin pembangunan berkelanjutan negara. Di depan G-20 forum di Pittsburgh - USA pada 2009 lalu, Presiden SBY berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020. "Dengan dukungan internasional, Indonesia bahkan bisa mengurangi hingga 41 persen,” tambahnya.
Di satu sisi, hal itu memaksa Indonesia untuk mencari peluang lain untuk mengembangkan program energi bersih dan berkelanjutan untuk merespon tantangan energi. Di sisi lain, Indonesia juga harus mempertimbangkan pentingnya lingkungan yang bersih dan memadai.
"Melalui kerja sama dan berbagi pengalaman antara Indonesia dan Jerman dalam energi terbarukan ini, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan mendorong berbagai sumber energi yang bersih baik itu surya dan biomassa untuk ke depannya,” tuturnya.(rhs)
|