Suasana penerimaan mahasiswa baru di Harvard (Foto: Facebook Harvard)
DEPARTEMEN Pendidikan Biro Hak Sipil Amerika Serikat akan menyelidiki Harvard dan Princeton University. Penyelidikan dilakukan setelah dua universitas itu dilaporkan salah satu calon mahasiswa atas tuduhan perlakuan diskriminatif.
Calon mahasiswa keturunan Asia-Amerika melaporkan dua universitas terbaik di dunia ini ke departemen karena menolak permohonannya saat proses penerimaan mahasiswa baru, tahun lalu.
Laporan dari pelajar yang namanya tidak disebutkan itu diterima pada Agustus 2011. Kepada Bloomberg, sang ayah membela diri. Dia mengatakan anaknya layak diterima karena salah satu siswa terbaik saat lulus dari sekolah menengah atas di California. Sebelum melaporkan Harvard dan Princeton, siswa yang sama juga mengajukan laporan terhadap Yale University. Belakangan, dia menarik laporan tersebut.
Sementara itu, Juru Bicara Harvard Jeff Neal tidak mau berkomentar. Namun Neal menegaskan kampusnya tidak bersikap diskriminatif terhadap warga keturunan Asia-Amerika yang mengajukan lamaran ke kampusnya.
Data di situs Harvard menunjukkan, pada tahun akademik 2010-2011, 16 persen mahasiswa Harvard merupakan warga keturunan Asia. Juru Bicara Princeton juga membantah tuduhan diskriminatif. Tahun lalu, mahasiswa sarjana Asia di universitas tersebut sebesar 18 persen.
Meski kampus mengklaim tidak diskriminatif, kenyataannya sejumlah studi menemukan bahwa mahasiswa keturunan Asia menghadapi standar lebih ketat saat proses penerimaan mahasiswa baru. Ini jika dibandingkan dengan pelamar dari ras lain.
Dalam buku No Longer Separate, But Equal, sosiolog Princeton Thomas Espenshade menulis bahwa mahasiswa keturunan Asia harus mencetak nilai 140 poin lebih tinggi dibandingkan mahasiswa kulit putih. Ini terjadi saat proses penerimaan mahasiswa baru di 10 sepuluh perguruan tinggi di Amerika. Demikian seperti dikutip dari Huffington Post, Sabtu (4/2/2012).
Penasihat dalam proses penerimaan di perguruan tinggi elite juga mengaku sikap diskriminatif. Menurut salah satu staf di Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru di Yale, Kara Miller, mahasiswa keturunan Asia-Amerika menghadapi proses yang lebih sulit dalam proses penerimaan. Akibatnya, banyak warga keturunan Asia-Amerika yang melamar ke universitas elit tidak mengisi kolom ras di formulir penerimaan mahasiswa.
Ini bukan pertama kalinya Harvard diperiksa atas dugaan perlakuan diskriminatif. Pada 1980, kampus ini juga diperiksa atas kasus serupa.(rfa)
|