Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 19.05.2024, 12:00:03 PM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » PENDIDIKAN

Guru, Ajariku Kepakkan Sayap
 Ilustrasi: ist.




Ilustrasi: ist.



TERINGAT kisah bangkitnya bangsa Jepang
menjadi bangsa yang besar dan diperhitungkan. Siapa sangka, dahulu
bangsa Jepang pernah sangat hancur diluluhlantahkan bom atom sehingga
rakyatnya banyak yang binasa dan kalaupun hidup, mereka hidup dalam
kecacatan.

Saat kondisi Jepang hancur lebur, bukan berapa banyak
korban wafat yang ditanya Kaisar Hirohito, bukan pula berapa kerugian
yang diderita tapi berapa guru yang tersisa. Ya, gurulah yang menjadi
acuan utama, karena dengan masih adanya guru, maka harapan kebangkitan
Jepang masih terbuka lebar.

Guru yang tersisa saat itu, dipompa
semangatnya guna mendidik generasi penerus dengan pendidikan kejujuran,
keuletan, semangat dan nasionalisme. Kita bisa lihat hasilnya, kini
Jepang menjadi bangsa yang besar, cerdas dan karya-karya anak bangsanya
pun tidak bisa dipandang sebelah mata.

Di sinilah letak betapa
posisi guru begitu penting. Sungguh tak dapat dibayangkan jika saat itu
guru tidak mendidik generasi muda dengan baik, mungkin kondisi Jepang
kini tidak akan jauh beda dengan saat masa kelamnya dahulu.

Pun
yang terjadi di Indonesia. Jika kita mau berkaca sebentar saja pada
cermin sejarah, sungguh peran guru begitu merasuk sampai relung-relung
kebangkitan bangsa ini. Mereka berjuang, mendidik generasi muda dengan
menanamkan kesadaran akan harga diri dan bangsa serta menanamkan
semangat nasionalisme guna menyongsong masa depan bangsa yang lebih
baik.

Ibarat pohon pisang yang tak berbuah sebelum bertunas,
maka guru pun mengerahkan segala potensi dan semangat berkorbannya untuk
menyiapkan tunas terbaik yang akan meneruskan perjuangan membawa bangsa
ini pada podium jawara. Itulah embrional dari kebangkitan bangsa ini
lepas dari belenggu kelam penjajahan.

Guru, dengan segala
kelebihan dan semangat berkorbannya kadang terlupakan dalam benak kita.
Padahal kita bisa melakukan banyak hal adalah karena pondasi kuat yang
guru-guru kita bangun untuk kita, yakni membaca dan menulis.

Guru itu Kaya

Siapa
yang lebih kaya dibandingkan guru? Rasanya tak ada, meski mereka bukan
kaya dengan harta atau materi tapi lebih dari itu, mereka kaya dengan
ilmu dan kebaikan dalam mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Begitu banyak
keutamaan yang dimiliki oleh seorang guru, pertama mereka berilmu dan
mengamalkan ilmunya pada murid serta masyarakat dan karena itulah pahala
yang mereka dapat berkepanjangan dan tidak akan terputus.

"Siapa
yang mengajak ke jalan mengerjakan sesuatu amal yang baik, adalah
baginya pahala sebanyak pahala orang-orang yang menurutnya, dengan tidak
mengurangi sedikit pun pahala itu dari pahala-pahala mereka; dan
(sebaliknya) sesiapa yang mengajak ke jalan mengerjakan sesuatu amal
yang menyesatkan, adalah ia menanggung dosa sebanyak dosa orang-orang
yang menurutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dosa itu dan
dosa-dosa mereka.” (Hadis Riwayat: Muslim, Abu Daud dan Tirmizi)

Kedua,
guru akan selalu mendapat doa kebaikan atas jasanya mengamalkan ilmu.
Betapa setiap kata yang keluar dari lisannya mengajarkan setiap muridnya
pada kebenaran, akan berbuah doa yang tiada henti bagi kebaikannya.

"Sesungguhnya
Allah, malaikat dan ahli (penduduk) langit dan bumi; hinggakan semut di
dalam lubang dan juga ikan paus (meliputi seluruh hewan di darat dan di
laut) mendoakan kebaikan ke atas orang yang mengajarkan perkara yang
baik kepada manusia.” (HR Tirmidzi)

Hargai Gurumu!   

Tidak
ada yang lebih membahagiakan bagi seorang guru selain melihat muridnya
menuntut ilmu dengan baik darinya dan mengamalkan ilmu yang didapat
dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak mengharapkan pujian,
sanjungan, hadiah ataupun penghargaan. Melihat muridnya tumbuh menjadi
manusia berguna pun telah cukup membayar segala peluh dan lelahnya.

Mulai
sekarang, hargailah gurumu! Karena merekalah kita bisa membaca dan
menulis sebagai modal awal menapaki jalan berikutnya. Berterimakasihlah
atas dedikasi tulus yang guru kita berikan. Taatilah mereka selama apa
yang mereka ajarkan adalah kebaikan, ikuti arahan dan bimbingannya
karena mereka pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita. Dan,
doakanlah semoga akan selalu ada kebaikan bagi guru-guru yang tak lelah
mengajarkan kita segala hal tentang hidup, kebenaran, perjuangan,
semangat dan kesadaran akan harga diri bangsa.

Semoga, di usianya
yang menginjak 66 tahun, sama seperti usia bangsa ini, guru dapat lebih
profesional dan berkarakter serta dapat menularkan karakter kebaikannya
kepada murid-muridnya. Berkaca dari mirisnya kondisi bangsa kini yang
krisis akan kejujuran dan kepedulian.

Semoga dapat menjadi
suntikan semangat bagi guru untuk terus berjuang menanamkan nilai
kejujuran dan kepedulian pada generasi muda Indonesia serta memperbaiki
segala bentuk keruntuhan moral yang tengah meradang bangsa ini. Sehingga
di masa depan, bangsa Indonesia dapat kembali pada kejayaan.
Teruslah bergerak menuntaskan perubahan pada bangsa ini! Terima kasih guruku.

Guruku tersayang
Guruku tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku, terimakasihku

Selamat Hari Guru yang ke-66, 25 November 2011.
 
Vissiana Rizky Sutarmin
Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Sunan Gunung Djati Bandung(//rfa)

Category: PENDIDIKAN | Added by: budi (23.11.2011)
Views: 795 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024