foto: ist YOGYAKARTA - Fakultas Teknik UGM, khususnya Jurusan Teknik Fisika, saat ini mulai merintis dilakukannya riset tentang desain reaktor nuklir terkini. Riset reaktor nuklir tersebut nanti terdiri dari riset reaktor pembangkit daya dan riset tentang produksi reaktor isotop yang dipergunakan untuk bidang kesehatan serta industri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Laboratorium Teknologi Energi Nuklir FT UGM, Andang Widiharto di sela-sela Joint Seminar UGM dan JICC dengan tema "Fukhusima Accident and Future of Nuclear Power Plant in Japan, and The Prospect for Indonesia” di R. Sidang Gedung Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM.
Andang mengatakan, riset tenaga nuklir terutama untuk pembangkit daya diharapkan bisa menciptakan sebuah desain dan konsep reaktor nuklir yang lebih unggul dibandingkan reaktor-reaktor yang sudah ada saat ini.
"Konsep dan desain sebuah reaktor yang lebih hemat bahan bakar misalnya dengan sistem daur ulang limbah. Selain itu tentu dengan sistem tingkat keselamatan yang lebih baik,” papar Andang seperti yang dikutip laman UGM Selasa (4/10/2011).
Selain hemat bahan bakar, menurutnya, konsep desain reaktor nuklir masa depan adalah yang memiliki tingkat keselamatan lebih baik. Ini bisa mengacu pada kasus ledakan yang terjadi pada PLTN Fukushima, Jepang, beberapa waktu lalu. "Sistem keselamatan pasif perlu disiapkan, misalnya ketika mesin disel mati termasuk cadangan yang ada,” lanjutnya.
Dia mengatakan, kebutuhan tenaga nuklir di Indonesia cukup penting apalagi jika melihat tingkat kebutuhan listrik nasional yang terus bertambah. Tahun ini, Indonesia baru bisa memenuhi kebutuhan listriknya sekitar 30 ribu mega watt. Kekurangan 70 ribu mega watt tenaga listrik, kata Andang, tidak cukup jika hanya mengandalkan dari energi batubara, minyak, gas, maupun geothermal.
"Nah, disinilah salah satu peran dari energi nuklir untuk ikut memenuhi kebutuhan listrik kita. Kita merancang sebuah konsep reaktor yang punya teknologi terbaru dari yang sudah ada saat ini,” Andang menerangkan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UGM Tumiran, memberikan gambaran tentang konsumsi energi listrik nasional yang masih kecil dibandingkan konsumsi energi listrik beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, hingga Korea Selatan.
Indonesia saat ini memiliki konsumsi energi listrik mencapai 591 (kwh/kapita), sedangkan Malaysia (3.490 kwh/kapita), Singapura (8.185 kwh/kapita), Vietnam (799 kwh/kapita), dan Korea Selatan (8.853 kwh/kapita). Sedangkan AS mencapai 13.654 kwh/kapita dan Kanada 17.061 kwh/kapita.
"Itulah kondisi kelistrikan Indonesia dibandingkan beberapa negara tetangga. Belum lagi jika bicara tentang distribusinya yang belum merata dan masih banyak terpusat di Pulau Jawa,” ujar Tumiran.
Ketua Jurusan Teknik Fisika UGM Sunarno menambahkan, acara tersebut juga menghadirkan beberapa pakar nuklir dari Jepang, yaitu Akira Kaneuji, Dr. Masamichi Chino, Dr. Yutaka Kawakami, dan Takehiko Mukaiyama.
Selain itu, seminar tersebut juga bertujuan untuk memperoleh informasi langsung akibat ledakan yang terjadi di PLTN Fukushima bulan Maret 2011 lalu dan bagaimana penanganan yang telah dilakukan pemerintah Jepang, serta pembahasan prospek PLTN di Jepang. Selain itu juga memberikan pandangan bagi Indonesia yang berencana membangun PLTN untuk energy security (rhs)
|