ADANYA media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter serta akun Blackberry Messenger (BBM) menjadi sarana bagi masyarakat untuk ekspresi diri, terutama generasi muda. Namun, tidak jarang berbagai media tersebut digunakan untuk mengungkapkan ucapan atau gambar diri yang tidak pantas. Menanggapi maraknya aksi negatif kaum muda khususnya pada berbagai media jejaring sosial tersebut, Psikolog Rose Mini menyebutkan, orangtua memiliki peranan penting untuk mengatasi hal tersebut.
"Orangtua harusnya memberikan pamahaman kepada seseorang mengenai apa yang pantas atau tidak pantas dituliskan pada media jejaring sosial, serta bagaimana status tersebut dapat menyakiti orang lain," kata Rose Mini yang akrab dipanggil Bunda Romi ketika berbicang dengan okezone, Rabu (1/1/2012).
Dia mengungkapkan, minimnya pemahaman risiko jejaring sosial membuat mereka tidak menyadari jika ungkapan atau umpatan tertentu akan menyakiti orang lain. "Memang menjadi bentuk ekspresi marah atau kesal seseorang. Tapi mereka tidak sadar, selain menyakiti orang lain, hal ini justru membuka aibnya sendiri," ujarnya.
Menurut Bunda Romi, cara seseorang menuangkan kemarahan melalui status media jejaring sosial adalah tindakan yang tidak sehat. "Mereka jadi tidak sehat karena masalah yang dirasakan hanya sekadar dilampiaskan, bukan dicari solusinya," kata wanita berambut pendek ini.
Penyaluran ekspresi diri melalui media jejaring sosial, lanjutnya, membuat interaksi langsung antarpribadi semakin berkurang. "Padahal, interaksi langsung itu sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap individu," tuturnya.(rfa)
|