Image: corbis.com MAHASISWA di George Washington University School of Medicine and Health mendapat keuntungan meski dosen mereka tidak pernah mengajar. Disebutkan bahwa para mahasiswa akan tetap menerima nilai A untuk dua mata kuliah dan uang mereka akan tetap dikembalikan.
Ini merupakan lanjutan dari insiden yang dilakukan Ketua Departemen dan Direktur Program Asisten Dokter, Venetia L Orcutt. Akibat kasus ini, bulan lalu, Orcutt mengundurkan diri.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan universitas, Orcutt ditugaskan untuk mengajar tiga mata kuliah mengenai Kedokteran Berbasis Bukti (EBM) selama tiga semester, sejak tahun lalu. Pada semester pertama, yang merupakan kuliah tatap muka, Orcutt hadir mengajar. Namun bulan lalu, tiga mahasiswa melaporkan ke pengawas kampus bahwa Orcutt tidak pernah muncul sejak kuliah bergeser ke model online.
"Kami menetapkan bahwa pada kenyataannya, Orcutt tidak benar-benar mengajar secara online dua modul EBM. Namun demikian kami tetap memberikan nilai A untuk semua mahasiswa yang telah terdaftar dalam mata kuliah tersebut,” jelas Wakil Pengawas Sementara Untuk Urusan Kesehatan di School of Medicine, Jeffrey S Akman seperti dikutip dari Chronicle, Sabtu (12/11/2011).
Setelah meninjau program kerja dari mahasiswa yang terdaftar, universitas memutuskan mereka telah memenuhi tujuan pembelajaran dari dua mata kuliah online, melalui mata kuliah lain, praktik klinik, dan kegiatan pendidikan yang ada di dalam kurikulum.
Para mahasiswa juga akan menerima kembali uang atas dua mata kuliah yang telah dibayarkan. Mahasiswa yang ingin kuliah lanjutan pendidikan medis online di semester kedua dan ketiga, dapat kembali mengambilnya secara gratis.
Hingga 2008, Orcutt merupakan Direktur Program Penelitian Asisten Dokter di University of Texas Southwestern Medical Center di Dallas. Seperti disebutkan dalam situs resmi universitas,Orcutt telah memenangkan penghargaan mengajar dan aktif dalam perkumpulan profesional.
Sementara itu, pihak universitas tetap akan menyelidiki insiden yang disebut sebagai ‘pelanggaran mengerikan dalam etika profesional dan standar akademik’. Akman telah membentuk komite peninjau independen yang terdiri dari anggota fakultas dari luar sekolah ilmu kesehatan untuk memastikan bahwa masalah serupa tidak kembali terjadi.(rfa)
|