Image: corbis.com JAKARTA – Pemerintah menyediakan beasiswa jenjang S- 3 (doktor) bagi seribu dosen di universitas dalam dan luar negeri.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim mengatakan, seribu beasiswa ini akan diberikan kepada dosen yang sudah dinyatakan diterima untuk menempuh pendidikan di kampus yang geografisnya tidak dibatasi oleh Kemendikbud.
"Baik di Amerika Serikat maupun Inggris, biaya pendidikan dan hidup akan ditanggung semua oleh pemerintah,” ujar Musliar di Jakarta kemarin.
Untuk di kawasan Eropa, jelas Musliar, biaya hidup yang ditanggung minimal 800 euro. "Sejak republik ini ada, baru kali ini pemerintah menyediakan beasiswa Phd untuk dosen. Bahkan di zaman saya belum ada,” katanya seusai menghadiri pengumuman pemenang Olimpiade Sains Nasional-Pertamina di Jakarta. Musliar menjelaskan, sebelum mendapatkan beasiswa, para calon penerima beasiswa akan menandatangani kontrak agar setelah lulus dapat mengabdi selama setahun di Indonesia. Usai setahun, mereka diperbolehkan bekerja di mana saja.
Mengenai kuota penerima yang masih terbatas, Musliar menjelaskan, apabila program rehabilitasi SD dan SMP yang menelan lebih kurang Rp20 triliun ini selesai, maka uangnya dapat dialokasikan ke program beasiswa. Anggaran yang disediakan tahun ini tergantung dari biaya di tiap negara dan pos anggarannya akan ditingkatkan tiap tahunnya. Pemerintah Indonesia juga akan bekerja sama dengan pemerintah negara penempatan seperti 20 kampus di Belanda yang akan menanggung beban biaya mahasiswa yang melewati batas waktu kuliah.
"Andaikata tiga tahun tak selesai, maka Belanda akan tambahi beasiswanya. Mereka mau karena bagus untuk meningkatkan peringkat sekolah dan pendapatan negaranya,” urainya.
Mantan Rektor Universitas Andalas (Unand)ini mengungkapkan, kapasitas anggaran negara untuk pemberian beasiswa memang masih terbatas. Oleh karena itu dirinya meminta pihak swasta untuk berpartisipasi memberikan beasiswa S-3. Karena yang mesti digenjot bukan hanya untuk dosen melainkan seluruh lapisan masyarakat termasuk wartawan pun dapat mengajukan beasiswa setingkat doktor.
Untuk menjawab hal tersebut, BMW Indonesia Research and Technology Scholarship memberikan beasiswa pascasarjana kepada dua wartawan, Dyah Sulistyorini dan Mohammad Nurfahmi Budiarto, serta Muhammad Makmun untuk menempuh pendidikan di Universitas Paramadina. Presiden Direktur BMW Indonesia Ramesh Divyanathan mengatakan, melalui program ini pihaknya ingin ikut serta memupuk bakat para generasi muda yang merupakan calon pemimpin bangsa.
"Tidak hanya sebatas membekali mereka untuk tampil di skala nasional melainkan juga memiliki percaya diri serta keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi persaingan global. Apalagi pengembangan SDM dan iptek untuk meningkatkan daya saing merupakan salah satu pilar master planpercepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia yang diumumkan pemerintah awal tahun ini,” lugasnya.
Tidak hanya beasiswa penuh di bidang teknik, IPA, bisnis, keuangan, hukum dan komunikasi di kampus ternama.(Koran SI/Koran SI/rfa)
|