Jarak Pengereman pasti berubah Penikmat modifikasi
punya banyak cara menyambut puasa. Waktu lowong menunggu beduk, kadang
dimanfaatkan untuk mengganti komponen safety seperti cakram lebar
ataupun kampas rem semi racing.
Setelah diganti dengan komponen
variasi itu perlu ubahan cara berkendara. Adaptasi alias pengenalan
dengan karakter karena penggantian disc brake. "Safety riding paling
dasar mengenal sistem kerja dan karakter komponen motor yang kita pakai.
Kalau sudah bisa dikenali, pengendara baru bisa masuk ke persoalan
mengenal kondisi jalan raya,” beber Jusri Pulubuhu, Training Director
Jakarta Defensive Driving Consultan (JDDC), Jakarta Selatan.
Jusri
bilang setiap motor punya karakter pengereman berbeda. Ini menyangkut
desain cakram dan material kampas rem. Belum lagi seandainya dirasakan
bobot motor. Seandainya rem mendadak dengan motor sport sekelas Kawasaki
Ninja 250R, Honda Tiger Revo, ataupun Yamaha Scorpio, berbeda sekali
mengerem dengan bebek Honda New Blade, Yamaha New Jupiter-Z, Suzuki
Axelo, atau Kawasaki Blitz.
Belum lagi kalau pengereman dalam
kondisi aspal berbeda. Tentunya beda juga dengan teknik mengerem di
aspal yang kering atau basah, braking di jalan yang berpasir ataupun
jalan beton. "Setiap kondisi butuh pengenalan si pemilik motor. Jangan
asal geber yang enggak tahu kondisi sesungguhnya,” jelas Jusri yang
berkantor di kawasan Jl. Gedung Hijau Raya, Pondok Indah, Jakarta
Selatan.
Bagaimana setelah ganti spare-parts atau komponen?
"Paling dasar ganti spare-parts genuine dengan versi after-market. Di
balap sangat sensitif sekali penggantian sekitar komponen pengereman,”
tegas M. Ridwan, Kepala Mekanik Emana-Mahkota Power MX Team, Tangerang.
Omongan
Ambon, panggilan manis Ridwan, bisa diturunkan ke kondisi motor harian.
Menurut Ambon setiap komponen, termasuk cakram dan kampas rem bawaan
motor sudah dihitung sesuai power, berat, dan kecepatan.
Jadi,
penggantian cakram dan kampas rem tidak standar wajib dikenali dulu sama
pemilik motor. Terbiasa dengan feeling kampas atau cakram sebelumnya,
belum tentu sama dengan piringan ciet dan kampas rem yang baru dipakai.
"Seandainya jarak ngerem dengan kampas atau cakram yang dulu 50 meter
motor sudah berhenti, tapi bisa jadi pakai kampas baru malah bisa
nyelonong,” ulas Ambon yang bermarkas di Pondok Cabe, Tangerang.
Motor
pakai kampas rem kompetisi kemampuan pengeremannya jauh lebih
mengggigit dibanding harian. Sewaktu ngerem mendadak kedua tangan yang
memegang setang enggak siap-siap menahan seluruh bobot ke depan malah
bisa jungkir balik.
Begitu juga dengan penggantian cakram dari
diameter kecil ke besar. Karakter pengeremannya juga berbeda. Jauh lebih
pakem. Perlu adaptasi ketika mengendarai motor yang sudah dimodifikasi
seperti itu.
(motorplus-online.com)