Kue satu (Foto: Google) NAMANYA memang tidak seterkenal combro, misro ataupun kawannya, colenak. Namun, kue satu ini merupakan salah satu warisan kuliner Jawa Barat yang sudah ada sejak dulu.
Resep pembuatannya pun diwariskan secara turun-temurun dari orang-orangtua yang masih memegang kental budaya Tanah Pasundan. Tak heran, kue berbahan dasar kacang hijau ini menjadi sajian khas pada perayaan Idul Fitri ataupun khitanan. Selain kerap hadir di berbagai acara rakyat, kue satu kacang hijau juga kerap dijadikan buah tangan dari Tanah Sunda. Berdasarkan resep aslinya, pembuatan kue ini masih memegang teguh cara pembuatan tradisional. Misalnya saja, menggunakan paparan sinar matahari dalam proses pengeringan kue. Sedang untuk membuatnya, kesabaran mutlak diperlukan. Karena dalam proses pencetakannya, kue dibuat satu per satu. Kue ini rasanya manis dan lembut. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain kacang hijau yang disangrai dan dikupas kulitnya, gula halus, dan essence vanili. Pertama-tama, kacang hijau sangrai dihaluskan dengan blender atau diulek hingga halus. Lalu tepung kacang hijau ini dicampur dengan gula halus, vanili, dan air matang sampai menjadi adonan yang pulen. Adonan lalu dicetak pada cetakan kue sambil ditekan agar padat. Baru kemudian dipanggang dalam oven yang sudah dipanaskan dalam suhu 150 derajat Celsius hingga kering. Setelah matang, cetakan diangkat dan kue satu dibiarkan mendingin untuk kemudian disimpan dalam stoples. Sayang, kue ini sudah jarang ditemukan dalam jajanan sehari-hari. Namun, kalau jeli, Anda bisa menemukannya di toko-toko khusus yang menjual oleh-oleh khas Jawa Barat. (
|