Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 12.05.2024, 3:37:21 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » Kesehatan

Tingginya Penyebaran HIV/AIDS karena Perilaku Pria Penulis : Heru Guntoro

JAKARTA - Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Nafsiah
Mboi, memandang tingginya angka kasus penderita HIV/AIDS karena perilaku
laki-laki yang sulit diubah.


Hampir semua tempat di mana ada laki-laki berkumpul,
seperti lokasi perkebunan, pertambangan, hingga tempat wisata, di
situlah ada penyebaran HIV/AIDS.


Nafsiah mengungkapkan, salah satu upaya untuk mencegah
penularan atau meminimalkan penyakit berbahaya itu adalah dengan
mendekatkan diri kepada agama dan menggunakan kondom. Karena itu, ia
menyayangkan jika ada orang yang menentang kampanye penggunaan kondom
terutama di tempat pelacuran.


"Jika agamanya tidak kuat dan memiliki perilaku seks yang
berlebihan, sebaiknya para pria menggunakan kondom," pesan Nafsiah
ketika dihubungi SH di Jakarta, Jumat (23/9). Menurutnya, di area
perkebunan, pertambangan, dan tempat wisata penyebaran HIV/AIDS
berlangsung cepat.


Indonesia bisa berkaca pada Thailand yang memberlakukan
peraturan tegas mengenai penggunaan kondom, sehingga angka kejadian
HIV/AIDS di Thailand dapat ditekan.


Penggunaan kondom telah ditetapkan dalam program Tujuan
Milenium Global (Millenium Development Goals/ MDG's) 2015 yang menekan
penderita HIV/AIDS di bawah angka setengah persen dari jumlah penduduk.
"Di Thailand ada lokalisasi ilegal, namun penggunaan kondom ada
aturannya yang tegas," tutur Nafsiah.


Adapun di Indonesia, jika pemerintah tidak menghendaki
adanya HIV/AIDS, seharusnya penggunaan kondom diwajibkan. Namun yang
terjadi tidak demikian. Maka tidak heran kalau kasus HIV/AIDS di
Indonesia akan terus bertambah.


Nafsiah menjelaskan, tingginya angka kejadian HIV/AIDS
dapat menyebabkan semakin banyaknya kalangan keluarga yang terkena
HIV/AIDS. "Angka kejadian HIV/AIDS pada pengguna narkoba saat ini turun.
Tetapi pada pria yang sudah berkeluarga yang senang menggunakan jasa
pekerja seks komersial, angkanya terus naik," ujar Nafsiah.


Hal yang lebih mengerikan, kata Nafsiah, jika pria yang
sudah beristri itu melakukan hubungan seks yang tidak aman secara
berulang. Maka tidak tertutup kemungkinan istrinya dapat tertular, namun
hal ini tidak mudah dideteksi.


Sebelumnya diberitakan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Abepura di Papua saat ini merawat sekitar 160 pasien yang menderita
HIV/AIDS. Bahkan menurut Direktur RSUD Abepura Aloysius Giay, dari 160
kasus tersebut, 50 kasus di antaranya diderita oleh anak-anak.


Di Belitung, angka HIV/AIDS juga meningkat sejak 2009.
Belitung sebagai kawasan baru tujuan pariwisata memiliki permasalahan
baru, yakni makin tingginya penyakit infeksi menular seksual (IMS) dan
HIV/AIDS. Ini karena Belitung sering disinggahi para pelaut atau nelayan
dari dalam dan luar negeri.

Category: Kesehatan | Added by: budi (24.09.2011)
Views: 570 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024