Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 12.01.2025, 8:56:50 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 18
Guests: 18
Users: 0

Main » Articles » Kesehatan

Penyakit Lupa Nunun Nurbaetie, Profesionalisme Dokter Diuji Dwi Afrilianti - Okezone
detail berita




Nunun Nurbaetie (Foto: dok. RCTI)



NUNUN Nurbaetie, tersangka kasus dugaan suap
dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia 2004
disebut mengalami penyakit lupa oleh dokter pribadinya. Kesimpulannya
dipandang menguji profesionalisme dokter di Indonesia.

Nunun
Nurbaetie, tersangka kasus dugaan suap dalam pemilihan Deputi Gubernur
Senior (DGS) Bank Indonesia 2004 silam akhirnya tertangkap dan
dipulangkan ke Indonesia. Sebelumnya, Nunun sempat masuk Daftar
Pencarian Orang (DPO) Kepolisian Internasional.

Istri mantan
Wakil Kapolri Adang Daradjatun ini berhasil ditangkap Kepolisian
Thailand di sebuah rumah sewaan di Bangkok, Thailand, Rabu 7 Desember
malam. Nunun lantas dipulangkan ke Indonesia pada Sabtu (10/12) dan
diinapkan di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta. Kini, publik
menantikan kesaksian Nunun yang disebut-sebut dapat mengungkap siapa
pelaku utama pemberi suap kepada 30 anggota Dewan Perwakilan Rakyat
1999-2004.

Sayang, belum pula Nunun buka mulut, pernyataan dokter
pribadi Nunun, dr Andreas Harry SpS (K) soal kondisi Nunun yang
menderita penyakit demensia (lupa) dan mengarah ke alzheimer (pikun),
kembali terngiang. Menurut dr Andreas, penyakit tersebut sudah diderita
Nunun sejak pertengahan 2010, akibat riwayat stroke sebelumnya. Dampak
dari penyakitnya itu, Nunun dipastikan kesulitan mengingat hal-hal
tertentu. Kalau sudah begini apakah Nunun masih bisa bersaksi?

Dr
dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, Spesialis Internist &
Gastroenterologist FKUI  menilai, keterangan dr Andreas akan
memertaruhkan profesionalisme dokter di Indonesia. Pasalnya, publik
sedang menyoroti ihwal kebenaran penyakit Nunun. Media bahkan cenderung
sudah memertanyakan pernyataan dokter sebelumnya soal apakah Nunun
benar-benar sakit.

"Bahkan komentar para pembaca di salah satu
situs berita elektronik sudah memojokkan profesi dokter,” kata Dr Ari
dalam siaran persnya, Senin (12/12/2011).

Melewati analisa mendalam

Kondisi
Nunun seperti ditampilkan media pascapenangkapannya tidak bisa
dijadikan dasar untuk menyebutnya sehat. Dr Ari mengatakan, perlu
evaluasi medis mendalam untuk menilainya. Dia percaya bahwa pernyataan
dr Andreas seputar kondisi Nunun sudah melalui analisa mendalam.

"Tentu
sudah dilakukan tahapan pemeriksaan dan pengamatan yang terus menerus.
Apalagi, Beliau juga sudah mendampingi kliennya bertahun-tahun,” tandas
Ketua Bidang Advokasi Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) ini.

Peran IDI

Namun,
Dr Ari melanjutkan, kontroversi penyakit Nunun menjadi pertaruhan
profesionalisme dokter di Indonesia, khususnya dokter spesialis syaraf.
Menurutnya, ini tak boleh dibiarkan begitu saja oleh Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), organisasi yang menaungi para dokter di Indonesia.

"Di
dalam kasus Nunun, dokter sebagai ahli di bidang kesehatan akan diminta
untuk melakukan penilaian terhadap kondisi tersangka. Kesimpulan dokter
akan menjadi pertimbangan terhadap proses penyelidikan yang dilakukan.
Karenanya, IDI harus terus mengamati dan mengikuti kasus Ibu Nunun ini
dengan seksama, kalau perlu melakukan kajian ilmiah,” tutupnya. (ftr)



Category: Kesehatan | Added by: budi (12.12.2011)
Views: 700 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2025