Main
 
BUDI SANTOSOMonday, 13.05.2024, 5:38:59 PM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » Kesehatan

Larangan Jual Rokok Ketengan Akan Kurangi Perokok Muda

Larangan Jual Rokok Ketengan Akan Kurangi Perokok Muda AN Uyung Pramudiarja - detikHealth





img


(Foto: thinkstock)
Jakarta,
Jumlah perokok muda di Indonesia cukup besar, salah satunya karena rokok
ketengan dijual sangat murah. Jika larangan merokok secara total sulit
dilakukan, larangan jual rokok ketengan dinilai cukup membantu menekan
jumlah perokok muda.

Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
Dr Kartono Mohammad mengatakan rokok eceran atau lebih dikenal dengan
istilah ketengan paling banyak dibeli oleh anak-anak yang uang sakunya
pas-pasan. Selain itu, perokok dari golongan ekonomi lemah juga banyak
membelinya.

"Kalau jual rokok ketengan dilarang, pengaruhnya akan
besar terutama untuk menekan jumlah anak-anak yang merokok. Selain itu
harganya harus mahal, cukainya harus sangat mahal," ungkap Dr Kartono
usai diskusi Tingginya Angka Kematian Penyakit Tidak Menular di Indonesia di MRCCC Siloam, Semanggi, Senin (15/8/2011).

Meski
harga cukai rokok dinaikkan dan jual rokok ketengan dilarang, konsumsi
rokok diyakini akan tetap tinggi di kalangan orang kaya yang punya
banyak uang. Namun menurut Dr Kartono, pengaruhnya akan tetap besar
karena konsumsi rokok di kalangan ekonomi bawah juga sangat tinggi.

Seperti diberitakan detikHealth
sebelumnya, BPS pernah merilis data yang menunjukkan bahwa di kalangan
keluarga miskin pembelanjaan terbanyak ke-2 setelah beras adalah rokok.
Biaya untuk beli rokok justru lebih besar dari sumber-sumber protein dan
vitamin, misalnya telur dan buah-buahan.

Sementara di kalangan
anak-anak, data lain menyebutkan bahwa 3 dari 10 anak di Indonesia sudah
merokok sejak usia di bawah 10 tahun. Dengan uang saku yang pas-pasan,
Dr Kartono meyakini bahwa anak-anak tersebut lebih sering membeli rokok
ketengan.

Dr Kartono juga mengakui bahwa kemungkinan besar
larangan untuk menjual rokok ketengan akan sangat mudah dilanggar. Namun
paling tidak jika sudah ada peraturannya, maka pedagang yang nekat
menjual rokok ketengan apalagi kepada anak-anak bisa ditindak tegas.



Category: Kesehatan | Added by: budi (16.08.2011)
Views: 719 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024