REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Warna kulit yang putih
hingga saat ini masih dijadikan ukuran kecantikan perempuan Indonesia
sehingga banyak wanita yang ingin menjadikan kulitnya lebih putih, kata
pakar kecantikan dr. Heru Prasetya Gumay.
"Sampai saat ini masih
banyak wanita yang datang ke klinik kecantikan ingin membuat kulitnya
lebih putih," kata Gumay yang juga Wakil Ketua Perhimpunan Dokter
Estetika (Perdesti) Jawa Tengah itu di Semarang, Rabu.
Menurut
dia, stigma penilaian kecantikan untuk masyarakat Indonesia nampaknya
belum banyak bergeser, salah satunya kulit yang putih, meski ada
beberapa perempuan yang justru ingin tampil dengan kulit yang nampak
legam.
Ia mencontohkan pasien yang datang ke klinik kecantikan
miliknya yang rata-rata mencapai 20 orang per hari, dan sebagian besar
menginginkan kulitnya lebih putih karena dianggap kian menambah nilai
kecantikan perempuan.
"Dari rata-rata pasien yang datang setiap
hari, 50 persen di antaranya menginginkan kulitnya lebih putih, 20-30
persen menginginkan tampil langsing, dan sisanya hanya melakukan
perawatan kecantikan rutin," katanya.
Pemilik Semesta Beauty
Clinic & Spa Semarang itu menjelaskan, beberapa perempuan bahkan
hingga tergiur dengan banyaknya kosmetik pemutih di pasaran yang
harganya murah, padahal mengandung zat-zat yang sangat berbahaya.
Kalau
kosmetik pemutih murah itu digunakan, kata dia, menimbulkan efek
samping, mulai flek-flek hitam hingga kanker kulit tergantung lamanya
pemakaian, semakin lama penggunaannya semakin berat efek yang
ditimbulkan.
Ia menjelaskan, kosmetik-kosmetik yang mengandung
zat berbahaya seperti merkuri itu menawarkan khasiat yang relatif cepat
dibandingkan dengan kosmetik umumnya, misalnya khasiatnya untuk
memutihkan kulit.
"Kalau kosmetik pemutih biasanya sanggup
memutihkan kulit dalam waktu satu bulan, kosmetik-kosmetik murah ini
sanggup memutihkan kulit hanya dalam seminggu. Siapa yang tidak
tertarik? Padahal efek sampingnya berbahaya," katanya.
Berkaitan
dengan warna kulit putih yang dijadikan ukuran kecantikan, ia mengakui
di kota-kota besar, terutama Jakarta saat ini sudah mulai muncul
kecenderungan perempuan yang ingin tampil legam dengan cara "tanning".
"Sekarang
memang sudah ada beberapa wanita berkulit putih justru ingin digelapkan
kulitnya melalui 'tanning' dengan mesin khusus, namun kecenderungan ini
masih terbatas pada komunitas. Belum terlalu merebak," katanya.
Beberapa
artis, katanya, seperti Agnes Monica adalah contoh mereka yang kerap
"tanning" untuk menggelapkan kulit, namun belum banyak diikuti kaum
perempuan, sebab masih lebih banyak yang ingin tampil lebih putih.