Ilustrasi (ANTARA News/Lukisatrio)



Ada berita gembira bagi para penggemar kopi. Berdasarkan sebuah
penelitian di Amerika Serikat, kopi menunjukkan tanda dapat mengurangi
resiko kanker kulit dengan membantu membunuh sel-sel yang rusak yang
berpeluang dapat berubah menjadi tumor.


Temuan yang diterbitkan pada Senin itu, menunjukkan bahwa minum
kafein secara wajar, atau bahkan menggunakan kopi di kulit, dapat
berguna dalam menangkal kanker non-melanoma, diagnosis kanker kulit yang
paling sering.


Dengan menggunakan tikus yang secara genetik telah dipengaruhi untuk
menekan produksi enzim protein, ATR, dalam tubuhnya, para peneliti
membuktikan bahwa tikus itu mampu menangkis kanker bahkan bila terkena
sinar ultraviolet.


Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa minum sekitar satu
cangkir kopi berkafein per hari memiliki efek menekan ATR dan memicu
kematian sel yang rusak oleh sinar UV.


Tikus itu pada akhirnya menderita kanker, namun itu terjadi setelah
tiga pekan, dibandingkan dengan tikus yang normal, menurut penelitian
yang diterbitkan dalam Laporan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional.


Setelah 19 pekan terpapar sinar ultraviolet, tikus yang direkayasa
itu menunjukkan 69 persen lebih sedikit tumor dan empat kali lebih
sedikit tumor invasif dibandingkan kelompok normal.


Namun, efek perlindungan hanya selama itu, setelah lebih dari 34
pekan terpapar sinar ultra violet, seluruh tikus menderita tumor.


"Akhirnya, jika anda memamar mereka dengan sinar ultra violet cukup
lama, semua tikus akan menderita kanker sehingga hal itu tidak 100
persen memberikan perlindungan selamanya," kata Allan Conney, salah satu
penulis, kepada AFP.


"Sungguh, dengan hampir semua jenis karsinogen, pada akhirnya semua
hewan akan menderita tumor," kata Conney, yang merupakan direktur dari
Laboratorium Penelitian Kanker Susan Lehman Cullman di Universitas
Rutgers, New Jersey.


Conney dan timnya mampu mengkonfirmasi hipotesis mereka bahwa kafein
-ketika dikonsumsi atau dioleskan pada kulit- bekerja dengan cara
menghambat ATR. Sekarang mereka mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk melihat bagaimana teori yang sama mungkin dapat juga
bekerja pada manusia.


"Kami ingin melihat apakah kafein memiliki efek pada manusia bila diberikan secara berkala," katanya.


"Kafein mungkin menjadi senjata dalam pencegahan karena mampu
menghambat ATR dan juga bertindak sebagai tabir surya serta langsung
menyerap sinar UV yang merusak."


Kanker kulit adalah kanker paling umum di Amerika Serikat, dengan
lebih dari satu juta kasus baru setiap tahun, menurut Institut Kanker
Nasional.


Kanker kulit jenis non-melanoma, termasuk jenis sel basal dan sel
skuamosa, adalah jenis kanker kulit yang paling sering didiagnosis dan
sering dapat diobati jika terdeteksi di tahap awal.


Penelitian sebelumnya telah menunjukkan peminum kopi cenderung
memiliki resiko lebih rendah menderita kanker payudara, rahim, prostat
dan usus besar, namun efek yang bermanfaat tidak terlihat pada orang
yang minum kopi tanpa kafein. (G003)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2011