Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 12.05.2024, 8:08:21 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » Kesehatan

Bumil Diabetes, Waspadai Bayi Besar
(Foto: gettyimages)
 
(Foto: gettyimages)

MESKI kejadiannya sangat bervariasi
antara 8 - 10 persen dari total kelahiran,  bumil diabetes berisiko
cukup tinggi untuk melahirkan bayi berukuran besar.

Bayi besar, bayi raksasa (giant baby)
atau dalam istilah latin disebut makrosomia, adalah bayi yang lahir
dengan berat badan di atas 4 kilogram. Dikatakan dr Rino Bonti Tri Hadma
Shanti, SpOG dari  RS SamMarie, Jakarta, seorang bumil dengan kondisi
diabetes dapat melahirkan bayi dengan ukuran berat badan 4 hingga 5,5
kilogram, jika kadar glukosa darahnya tidak terkontrol. Untuk
mencegahnya, apa yang bisa dilakukan?

Bisa Sementara atau Menetap

Bumil
dikatakan diabetes mellitus dalam kehamilan (Diabetes Mellitus
Gestasional/DMG) bila kadar glukosa darah puasa >110 mg per desi
liter dan atau kadar glukosa darah 2 jam setelah minum 75g glukosa >
140 mg per desi liter.

DMG adalah suatu gangguan toleransi
glukosa yang timbul atau pertama kali dideteksi saat kehamilan. Gangguan
toleransi glukosa ini dapat menghilang setelah bayi lahir, namun dapat 
menetap hingga wanita tersebut menjadi penderita diabetes mellitus.

Umumnya
DMG terjadi pada 3 - 8 persen BuMil, yang disebabkan oleh
hormon-hormon  kehamilan yang mengganggu kerja dari hormon insulin
(hormon yang bertugas mengatur kadar gula dalam darah). Sehingga,
glukosa dalam darah sulit masuk ke dalam sel yang mengakibatkan kadarnya
dalam darah tinggi. Gangguan ini disebut resistensi insulin.

Periksakan Kadar Gula Darah

Ketika
hamil, pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilakukan saat usia
kandungan 24 sampai 28 minggu. Namun, jika BuMil mempunyai riwayat
diabetes mellitus (kencing manis), melahirkan bayi besar sebelumnya,
riwayat hamil dengan kematian janin di dalam kandungan, riwayat
pertumbuhan janin terhambat (kecil), maka pemeriksaan gula darah
dilakukan sesegera mungkin.

"Jika gula darah masih di bawah 200
mg/dl (memenuhi kriteria DMG), kadar gula darah cukup dikontrol dengan
pengaturan diet. Namun bila dengan pengaturan diet gula darah BuMil msih
tinggi, - sudah 200 mg/dl atau lebih -, perlu pemakaian insulin di
bawah pengawasan dokter,” jelas dr Bonti.

Oleh sebab itu, ada
baiknya jika bumil pengidap diabetes memiliki alat pengukur kadar gula
darah di rumahnya. Dengan begitu, bumil dapat mengecek kadar gula
darahnya setiap hari bila diperlukan.

Untuk membantu menurunkan
kadar gula darah, dr Bonti menyarankan agar bumil tetap melakukan
aktivitas fisik seperti olahraga ringan, senam hamil, berjalan kaki,
atau membersihkan rumah.

USG dan Rekaman Jantung

Untuk
mencegah lahirnya bayi besar, bumil diabetes juga harus melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur. Termasuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG) agar dapat mengetahui taksiran berat janin serta
kondisi kesejahteraan janin dalam kandungan. Selain itu, pada usia
kehamilan 34 minggu ke atas, lakukan juga pemeriksaan rekaman jantung
janin berkala.

Waspadai Kegemukan

Selain
penyakit diabetes mellitus, bayi terlahir dengan ukuran besar bisa pula
diakibatkan oleh faktor bumil atau si bayi itu sendiri. "Bumil gemuk
berisiko 4 hinggga 12 kali melahirkan bayi besar. Bayi yang lahir besar
juga dihubungkan dengan usia kehamilan yang lewat waktu taksirannya,”
kata dr Bonti.

Selain itu, faktor genetik (bawaan) juga bisa
berpengaruh pada bayi lahir besar. "Biasanya bayi berjenis kelamin
laki-laki lebih berat sekitar 150 gr dari bayi perempuan. Dan kejadian
bayi besar pada anak laki-laki itu berkisar antara 60 sampai 65 persen,”
tukasnya.

Risiko Bagi Bayi dengan Ibu Diabetes

-
Bila bayi terlalu besar, ada kemungkinan bahu bayi tersangkut (shoulder
dystocia) di jalan lahir saat proses persalinan normal, yang bisa
menyebabkan trauma pada leher bayi. Untuk menghindari risiko tersebut,
operasi cesar adalah pilihan yang lebih aman.

- Bayi dengan ibu
berkadar gula tinggi bisa mengalami gangguan pernapasan karena
pematangan paru-parunya sering terlambat. Sehingga saat bayi lahir,
terkadang dibutuhkan pemberian oksigen untuk membantu pernapasan atau
bahkan pemberian obat pematangan paru - bergantung derajat gangguan
pernapasan yang terjadi.

- Hipoglikemia atau kadar gula darah
rendah saat lahir. Ini terjadi karena bayi terbiasa dengan gula darah
yang tinggi saat dalam kandungan dan tiba-tiba saat lahir terpisah dari
kondisi dalam kandungan sedangkan bayi memroduksi insulin dalam jumlah
yang masih tinggi.

- Hiperbilirubin (tingginya kadar bilirubin
dalam darah) atau kuning, hipokalsemia (rendahnya kadar kadar kalsium)
dan polisitemia (kadar hemoglobin terlalu tinggi). (Sumber: Tabloid Mom
& Kiddie)

Category: Kesehatan | Added by: budi (29.10.2011)
Views: 755 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024