(Foto: gettyimages) DEAR Mom & Kiddie, kenapa ya putri saya Ghea (6) hampir setiap mau berangkat sekolah selalu mengeluh sakit perut? Alhasil jemputan sekolahnya harus menunggu Ghea hingga selesai BAB.
Terus terang hal ini cukup merepotkan. Saat mandi pagi setiap saya tanya apakah dia mau BAB, dia selalu bilang tidak. Saya jadi bingung, apa yang terjadi pada anak saya? Mohon sarannya. Terimakasih.
- Inggrid Santosa, Simprug - Jakarta
Jawab:
Roslina Verauli, M, Psi dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan, sebelum mengira sakit perut si kecil berkaitan dengan momen berangkat sekolah sebelum mobil jemputan datang, coba kita cari tahu dulu kondisinya secara fisik.
Telusuri keluhan sebenarnya
Pertama-tama, bedakan keluhan sakit perut dan keinginan untuk BAB. Anak usia 6 tahun seharusnya sudah sangat paham bedanya. Coba pantau, berapa kali dalam sehari anak bisa BAB. Kemudian, amati jam-jam BAB-nya. Apakah sesudah sarapan pagi atau sebelum.
BAB di pagi hari akan lebih mudah setelah minum air putih atau setelah sarapan. Karena kegiatan tersebut membantu gerakan peristaltis usus yang memudahkan BAB setelahnya. Perhatikan juga bentuk BAB-nya, apakah cair, agak encer, atau terlihat seperti orang dewasa kebanyakan.
Sejumlah orang yang sangat tertekan, mengalami kondisi seperti diare atau BAB dengan bentuk yang agak cair atau encer. Untuk keluhan BAB, saya anjurkan menemui dokter anak, agar bisa dipastikan ada kelainan secara fisik atau tidak.
Solusinya
Untuk melihat penyebab psikis-nya, kita perlu benar-benar memahami kegiatan BAB si kecil secara detil. Untuk itu, lakukan hal berikut ini:
1. Catat momen atau situasi sesaat anak akan BAB. 2. Perhatikan apakah anak sedang dalam kondisi yang tegang dan di bawah tekanan atau nyaman dan rileks. 3. Perhatikan pula waktu yang anak butuhkan untuk BAB karena beberapa anak butuh waktu yang cukup lama. Sehingga bila ada yang mendesaknya atau bertanya dengan nada menekan bisa membuatnya tak lagi ingin BAB. 4. Perhatikan sejak kapan BAB pagi harinya mulai menjadi seperti sekarang. Biasanya masalah BAB muncul di usia 2-3 tahun. 5. Pastikan masalah ini muncul bukan dengan tujuan agar anak dapat menunda kewajibannya berangkat ke sekolah, atau menghindar dari anak tertentu di mobil jemputan, hingga bukan cara yang ia lakukan untuk memeroleh perhatian dan membuat Anda repot. 6. Memberi anak waktu yang tenang untuk BAB terkadang cukup membantu. Misal, setelah minum air atau susu baru kemudian ia mandi. 7. Usahakan memberinya cukup waktu duduk di toilet. 8. Pastikan dengan suasana yang privasi dan rileks untuknya. Bila cara ini belum berhasil, ada baiknya Ibu menemui dokter dan psikolog agar masalah dapat dipahami dengan lebih baik. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)
(//ftr)
|