Ilmuwan Massachusetts
Institute of Technology (MIT) membantah penyataan Perserikatan
Bangsa-bangsa mengenai perubahan iklim, yang menyebutkan bahwa es Kutub
Utara akan habis meleleh pada 2100. Seperti dilansir International Business Times, menurut prediksi MIT, es di Kutub Utara akan meleleh dengan laju empat kali lebih cepat daripada yang dilaporkan PBB.
Pierre
Rampal dari departmen Earth, Atmosphere and Planetary Sciences, MIT,
mengingatkan, prediksi ini mungkin berbeda-beda dengan kenyataan di
berbagai tempat, karena ada perbedaan data pada model Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) dengan fakta sebenarnya, sehingga prediksi itu tidak akurat.
Data
tersebut memprediksi dengan menggunakan variabel perubahan temperatur.
Jadi laporan PBB melupakan keberadaan variabel dorongan mekanis dalam
pengukuran waktu leleh es. Dorongan mekanis yang dimaksud misalnya arus
angin yang menerpa es serta gelombang laut yang dapat menghantam dinding
es. Seiring perubahan suhu yang terjadi berulang-ulang, es juga akan
jadi lebih rapuh, sehingga es jadi lebih cepat meleleh.