Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 19.05.2024, 5:34:19 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » Agama

Walah! Hotel di NTB Belum Ada yang Terapkan Standar Halal
Walah! Hotel di NTB Belum Ada yang Terapkan Standar Halal
Logo Halal LPOM MUI




Walah! Hotel di NTB Belum Ada yang Terapkan Standar Halal


Selasa, 29 November 2011 20:12 WIB

 


REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM--Hotel-hotel di NTB   belum ada yang
menerapkan standar produk halal pada makanan atau minuman yang disajikan
bagi para pengunjung.


"Sampai saat ini belum ada hotel yang mengajukan permohonan untuk
diaudit dalam proses membuat makanan atau minuman bagi para
pengunjungnya," kata Kepala Seksi Produk Halal pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat Hj Sri Latifa M di
Mataram, Selasa.


Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya sosialisasi tentang
penerapan produk halal kepada para pengelola hotel, terutama hotel
berbintang di seluruh Nusa Tenggara Barat (NTB).


Sosialisasi tentang produk halal itu sebagai bentuk impelementasi
dari ditetapkannya NTB sebagai provinsi percontohan membumikan produk
halal oleh Menteri Agama.


Menurut Sri Latifa, hotel-hotel perlu mendapatkan sertifikat halal
karena tidak menutup kemungkinan bahan makanan atau minuman yang
dihidangkan kepada para pengunjung terbebas dari zat haram.


Pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB juga belum
mengetahui apakah alat-alat yang digunakan untuk memasak berbagai jenis
makanan, pernah digunakan untuk memasak bahan yang diharamkan dalam
Islam.


"Dalam Islam, alat yang digunakan untuk memasak sesuatu yang haram
harus dicuci sebanyak tujuh kali. Nah kami belum tahu pasti, apakah
hotel hanya menggunakan satu alat saja untuk memasak berbagai jenis
bahan makanan, atau punya alat yang terpisah," ujarnya.


Menurut dia, hotel-hotel di NTB perlu memperoleh sertifikat halal
untuk melindungi konsumennya yang berasal dari kalangan muslim dari zat
yang diharamkan dalam Islam.


Hal itu juga sudah dilakukan oleh sebagian hotel di Bali, yang
mayoritas penduduknya nonmuslim. Sri Latifa mengatakan, upaya mengajak
para pengelola hotel untuk mengajukan permohonan diaudit kehalalan
produk makanan dan minumannya terus dilakukan, baik melalui sosialisasi
dan mendatangi hotel secara langsung.


"Baru satu hotel yang sepertinya merespons positif tentang pentingnya
produk halal, yakni Hotel Jayakarta di Senggigi, Lombok Barat. Saya
sudah mendatangi langsung general manager hotel tersebut. Sepertinya dia
merespons. Tinggal menunggu kepastian saja," ujarnya.


 



Redaktur: Stevy Maradona

Sumber: Antara
Category: Agama | Added by: budi (30.11.2011)
Views: 651 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024